Penerapan 5M Dinilai Lebih Efektif daripada Program Jateng di Rumah Saja

| 06 Feb 2021 15:16
Penerapan 5M Dinilai Lebih Efektif daripada Program Jateng di  Rumah Saja
Kota Solo (Amalia Puti/era.id)

ERA.id - Program Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo agar masyarakat di rumah selama dua hari selama akhir pekan (6-7/2) dianggap tak efektif.

Pasalnya, program Jateng Dua Hari di Rumah tidak bisa membatasi penyebaran Covid-19.

Dokter Spesialis Patologi Klinik RS Universitas Sebelas Maret (UNS) Tonang Dwi Ariyanto menilai kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) terkait di rumah selama dua hari dinilai tak efektif. Sebab ada beberapa poin yang dinilai justru lebih longgar. Seperti halnya aturan yang menyesuaikan kondisi setempat atau kearifan lokal.

”Sehingga implementasinya di daerah bisa sangat variatif,” ucap Tonang saat dihubungi Jumat (5/2).

Tonang mengakui jika pihaknya menangkap semangat dari program di rumah dua hari ini. Namun program itu dinilai tidak efektif karena hanya dilakukan selama dua hari saja.

”Kalau hanya untuk menyegarkan ingatan masyarakat mengenai pandemic masih bisa, tapi kalau membatasi atau bahkan menghentikan penyebaran virus pasti tidak bisa,” ucapnya.

Sebab untuk menghilangkan virus dalam tubuh manusia, sesuai dengan ketentuan dari WHO, memerlukan waktu minimal 14 hari. Namun menurut Tonang, perlu waktu 2x14 hari agar semua benar-benar selesai. 

”Itupun dengan disiplin yang ketat agar penularannya bisa dibatasi. Atau bisa juga lebih panjang, 3x14 hari. Tapi pasti sangat berat,” katanya.

Program dua hari di rumah ini diharapkan bisa mengembalikan kesadaran masyarakat terhadap keberadaan Covid-19. Namun program ini tidak bisa diharapkan untuk menurunkan angka kasus Covid-19. Sebab untuk menurunkan angka Covid-19 di kota Solo butuh waktu lebih panjang dari 2 hari.

Lagi pula kebijakan ini juga dirasa terlambat. Sebab semangat masyarakat untuk memerangi Covid-19 masih tinggi. Namun sekarang masyarakat dinilai sudah abai dengan adanya keberadaan virus ini.

”Seperti kalau di Solo saat 13 Maret 2020 lalu, masyarakat bisa benar-benar menahan diri. Solo saat itu benar-benar sepi. Tapi kalau melihat saat PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) kemarin, rasanya tidak ada bedanya dengan kondisi biasa,” jelasnya.

Tonang menilai saat ini  yang paling penting yakni gerakan 4M, menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan menghindari kerumunan. 

”Lebih efektif benar-benar menegakkan 5 M dari pada hanya program di rumah dua hari,” ucapnya.

Rekomendasi