ERA.id - Anggota Komisi V DPR RI Syahrul Aidi Maazat menginginkan kondisi di bagian ruas tol Cipali yang ambles dapat segera diperbaiki guna tidak menghambat pergerakan arus logistik yang sangat penting, terutama pada masa pandemi saat ini.
"Kejadian ini menyebabkan terjadinya kemacetan dan terhambatnya arus logistik karena saat ini jalan Tol Cipali hanya dapat digunakan satu jalur," kata Syahrul Aidi Maazat dalam rilis di Jakarta, Rabu (10/2/2021).
Syahrul mengemukakan amblesnya jalan tol Cipali diperkirakan akibat curah hujan yang tinggi di wilayah tersebut sehingga seharusnya pengelola jalan tol sudah dapat mengantisipasi dari info tersebut.
Ia juga mengingatkan bahwa sebagian jalur Pantura juga putus karena banjir, serta mengakibatkan pula jalur kereta juga terputus di Semarang. Hal itu, ujar dia, berdampak meningkatnya biaya logistik dan lamanya pengiriman, karena jalur yang masih mungkin dilewati adalah jalur selatan yang lebih jauh.
"Serangkaian kejadian ini dikhawatirkan akan memutus rantai pasok logistik ke Jakarta. Tindakan cepat dan tepat dibutuhkan oleh pemerintah dan pengelola saat ini," kata Syahrul Aidi.
Terkait amblesnya jalan tol Cipali tersebut, Syahrul Aidi meminta agar Pemerintah dan pengelola segera melakukan investigasi penyebabnya, dan membuat kajian agar kejadian serupa dapat diantisipasi dan tidak terjadi lagi di masa yang akan datang. Kajian tersebut, lanjutnya, termasuk dengan pengerjaan awal jalan tol tersebut yang terkesan terburu-buru alias kejar tayang.
Sebagaimana diwartakan, di ruas Tol Cikopo - Palimanan (Cipali) KM 122 arah Jakarta terjadi longsor pada Senin (8/2). Longsor ini disebabkan gerusan lereng badan jalan akibat tingginya intensitas hujan di Jawa Barat sehingga membuat jalan retak sepanjang 40 meter.
Kementerian PUPR saat ini melakukan penanganan amblesnya jalan di ruas Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) KM 122 arah Jakarta. “Kami tengah melakukan sejumlah upaya untuk penanganan longsoran tersebut, di antaranya pemasangan sheet pile di sisi median untuk untuk proteksi lajur A (dari arah Jakarta menuju arah Semarang) dan juga untuk proteksi potensi gerakan di lokasi sliding," ujar Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian.
Menurut Hedy, untuk mengurangi beban lalu lintas, juga akan dibangun 2 lajur sementara di median (detour) sepanjang 200 meter dari KM 122+300 hingga KM 122+500 dengan waktu pengerjaan 10 hari. Bersamaan dengan pembangunan lajur sementara, Kementerian PUPR meminta untuk dibuat akses (sodetan) sementara untuk menuju contraflow jalur A dalam waktu 3 hari.
Sodetan ini ditargetkan akan selesai pada Jumat (12/2). Sementara untuk penanganan permanen lebih lanjut, lokasi jalan yang ambles akan ditutup selama 1,5 bulan untuk dilakukan perbaikan dengan menggunakan bore pile untuk menahan longsor.
Hedy menambahkan, BUJT sudah menunjuk konsultan dan kontraktor. Mereka sedang menyiapkan mobile office atau kontainer dan Selasa ini mulai persiapan detour dan mobilisasi alat serta sheet pile.