Adul Bocah Difabel asal Sukabumi Mulai Jalani Rehabilitasi Fisik dari Kemensos

| 22 Mar 2021 12:53
Adul Bocah Difabel asal Sukabumi Mulai Jalani Rehabilitasi Fisik dari Kemensos
Adul (Dok. Kemensos)

ERA.id - Kementerian Sosial melakukan tindak lanjut atas respons kasus terhadap anak bernama Mukhlis Abdul Kholik (11 tahun), penyandang disabilitas fisik di Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Kemensos terus berupaya memenuhi kebutuhan anak yang bercita-cita sebagai petugas pemadam kebakaran ini.

Adul pernah mendapatkan bantuan ortose modifikasi (kaki palsu) dari Kementerian Sosial RI pada tahun 2019 yang diserahkan langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo saat acara Hari Disabilitas Internasional (HDI) yang diselenggarakan di Sumarecon Bekasi. Namun saat ini ortose tersebut tidak lagi digunakan karena perubahan fisiknya dan ortose tidak lagi adaptif di kakinya.

Tim respon kasus Balai Besar Soeharso Solo yang terdiri dari Fisioterapis Wahyu Ambarwati Utari, Ortosis Protesis Praba Herlambang dan Penyuluh Sosial Ahli Muda Rina Setyawati mengunjungi Adul untuk melakukan asesmen fisik dan melakukan rontgen ke Rumah Sakit Kartika Sukabumi.

Asesmen fisik yang dilakukan yaitu pengecekan pada bagian-bagian tubuh Adul terutama pada bagian panggul dan pinggul.

Selesai melakukan asesmen fisik, tim respon kasus membawa Adul ke rumah sakit untuk melihat bagian-bagian tubuhnya melalui rontgen anatomi. Tindakan ini bertujuan untuk melihat struktur tubuh dari Adul.

Usai melakukan rontgen, tim respon kasus memberikan gambaran hasil asesmen fisik Adul kepada orang tuanya, Dadan Hamdani dan Pipin. Tim menyampaikan keterangan dari Dokter Spesialis Ortopedi bahwa tulang paha Adul tidak terbentuk dan pergelangan kaki kanan menapak pada punggung kaki.

Adul (Dok. Kemensos)

Tindakan yang disarankan adalah merekonstruksi kedua telapak kaki agar posisi menapak penuh, selanjutnya kaki kiri diberikan ortose agar tinggi kedua kaki sama.  

"Dokter menyampaikan bahwa proses rekonstruksi dan rehabilitasi fisik ini memerlukan waktu kurang lebih satu tahun," jelas Wahyu, Fisioterapis dari Balai Besar Disabilitas Prof. Dr. Soeharso Surakarta kepada kedua orang tua Adul.

Selain itu, hasil pemeriksaan fisik Adul pada mulutnya terdapat kelainan, yaitu rahang atas yang tidak menutup dengan sempurna sehingga menyebabkan suara sengau. untuk penanganan kelainan tersebut memerlukan konsultasi dokter spesialis  bedah mulut.

Berdasarkan pemeriksaan tersebut, tim respon kasus merekomendasikan kepada kedua orang tua Adul agar diberikan layanan rehabilitasi sosial di Balai Besar Disabilitas Prof. Dr. Soeharso Surakarta. Rekomendasi ini disampaikan berdasarkan arahan Kepala Balai Besar Disabilitas Prof. Dr. Soeharso Surakarta, Heri Kris Sritanto. 

Balai Besar Soeharso memiliki fasilitas ruang terapi lengkap untuk penyandang disabilitas fisik dan juga fasilitas keterampilan untuk pengembangan sosial ekonomi para penyandang disabilitas.

Selain fasilitas tersebut, Adul juga setiap hari akan diberi layanan terapi oleh fisioterapis, kemudian akan dibantu oleh ortesis dan protesis untuk dibuatkan alat bantu yang adaptif. Tentunya layanan yang diberikan akan mempercepat proses rehabilitasi Adul agar dapat beraktivitas dengan nyaman.

Kedua orang tua Adul menyambut baik rekomendasi dari pihak Kemensos. "Saya berterima kasih atas rekomendasi ini. Akan saya bicarakan terlebih dahulu dengan keluarga, terutama Adul yang akan menjalankan proses rehabilitasi fisik," ungkap Dadan.

Berdasarkan asesmen psikososial, Adul terlihat mandiri dalam beraktivitas sehari-hari, Adul terlihat ceria dan komunikatif serta percaya diri. Hal tersebut terbukti dari cara Adul yang mampu menjawab setiap pertanyaan petugas.

Siswa kelas 5 SD ini mengaku kerap mengalami perundungan (bully) dari teman-temannya tentang kondisi disabilitasnya, namun ia tetap percaya diri. Ia juga tetap memiliki cita-cita sebagai petugas pemadam kebakaran.

Tags : kemensos
Rekomendasi