ERA.id - Masyarakat Kota Makassar atau Kabupaten Gowa pasti tahu dengan Patung Massa. Patung ikonik simbol aksi main hakim warga yang brutal tersebut, ternyata punya sejarah yang panjang. Untuk diketahui, Patung Massa masih berdiri tegak di pertigaan jalan Kacong Daeng Lalang-Andi Tonro-Abd Muthalib Daeng Narang, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.
Model patung ini tampak dianggap seolah-olah mempertontonkan kekerasan kepada seorang penjahat. Patung itu menampilkan seorang warga dengan kumis lebat bersama hansip sedang menghakimi seseorang pakai kayu hingga parang, sampai membuat si penjahat berdarah-darah.
Saking masyhurnya, Patung Massa yang berdiri sejak sekitar tahun 1990-an itu, kerap dijadikan patokan oleh warga sekitar, saat akan bertemu dengan seseorang dalam suatu waktu.
Omong-omong soal sejarah Patung Massa, seorang warga Gowa kepada ERA.id bercerita tentang secuplik kisah betapa bengisnya warga jika mendapati pencuri pada masa 90-an. Sebelum ada patung massa, pencurian memang marak.
Hal itu membuat warga yang resah lalu berembuk dengan aparat serta perangkat pemerintah untuk tak segan menyelesaikan sendiri kasus penjahat yang berani macam-macam di kabupaten yang identik dengan simbol badik ini.
Bagaimana tidak, saat dimasukkan ke sel tahanan, penjahat itu tidak jera. Usai dilepas, para bandit masih mencuri di sekitar tempat tinggal warga tersebut. "Jadi dulu itu, ada orang yang setengah mati dipukuli dan dikeroyok karena coba-coba merampok di sini (Gowa). Jangan macam-macam kalau bikin kejahatan di daerah sini. Mati akibatnya.”
Mereka melakukan itu, juga disebut atas kesepakatan bersama pihak berwajib. Terpenting katanya, itulah efek jera yang diberikan oleh masyarakat: Menyiksanya hingga babak belur atau bahkan sampai mati. "Penggagasnya sendiri adalah Camat Sumbaopu medio 90-an, Haji Haruna. Beliau yang memang mau lihat daerah kita ini baik,” bebernya.
Namun bukan berarti pembangunan patung itu langsung direstui. ada pula yang tidak setuju. Mereka itulah yang menganggap kalau simbol kekerasan terlalu kuat dalam patung itu. Sebagian tokoh agama setempat juga disebut melarang.
Namun pembangunan patung itu tetap saja disegerakan. “Biar orang tahu, kalau mencuri di sini, akibatnya bisa seperti yang tergambar di patung itu.”
“O ya, saya hampir lupa kalau dulu ada juga rumah perampok yang dibakar. Tidak pikir dua kali dulu. Itu sudah risikonya perampok. Saya ingat betul, rumahnya itu rumah kayu.”
Sumber ERA.id juga menyebut bahwa ia ingat saat ada penjahat yang ditangkap, para warga berteriak di luar kantor polisi, agar sebaiknya penjahat itu diserahkan ke masyarakat. “Saya saksi hidup. Itu beberapa kisah yang mengerikan, selama saya masih belia,” tandasnya.
Kini, Patung Massa akan dibongkar karena menuai perdebatan dan masalahnya sampai jadi polemik di DPRD Gowa. Namun kabar yang beredar pada 2018 silam tersebut, belum jelas kelanjutannya sampai sekarang: Apakah sudah dirobohkan atau belum.
Selain itu, Patung Massa juga dianggap tak lagi relevan, alasannya, posisinya berdekatan dengan sebuah sekolah, maka patung itu dianggap memberikan pemandangan buruk. Patung ini juga akhirnya hanya dianggap sebagai penyebab kemacetan saja di sore hari, bagi orang-orang Gowa yang ingin ke Makassar atau ke daerah lain.