Ogah Rawat Korban Kecelakaan, ASN di Puskesmas Ini Bikin Bupati Solok Murka

| 15 Jun 2021 15:03
Ogah Rawat Korban Kecelakaan, ASN di Puskesmas Ini Bikin Bupati Solok Murka
Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) tenaga kesehatan di sebuah puskesmas di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, membuat Bupati Solok, Epyardi Asda murka.

ERA.id - Kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) tenaga kesehatan di sebuah Puskesmas Tanjung Bingkung di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, membuat Bupati Solok, Epyardi Asda murka.

Marahnya Epyardi bukan tanpa alasan, sebab petugas puskesmas tersebut berani menolak korban kecelakaan yang hendak berobat.

Alasan ASN itu menolak bekerja merawat korban kecelakaan, karena jam kerja mereka telah habis.

Melansir dari akun Instagram jayalah.negriku, Selasa (15/6), Bupati Solok heran melihat pelayanan bawahannya kepada masyarakat yang tidak bagus.

Terlebih, operasional UGD hanya sampai jam 5 sore, yang semestinya harus tetap buka selama 24 jam.

"Ini kan artinya yang jaga bukan IGD. Ini kan maksudnya dia jam dinasnya kamu bukannya IGD. Kamu sekolahnya di mana? Masak kamu menghasilkannya ini. Ini jam dinasnya bukan IGD, IGD itu 24 jam. Kan saya instruksikan kemarin, semua harus ada 4 orang stand by. Jangankan hari-hari biasa, sabtu minggu saya harus 4 orang stand by saya bilang. Kamu menghasilkannya ini? Ini IGD harus stand by 4 orang," terang Bupati Solok, Epyardi Asda.

"Stand by di Puskesmas. Waktu itu saya tidak bilang sampai jam 5 sore Pak. Jadi waktu teman-teman mengapakan (tanda tangan) surat ini Pak, biasanya stand by dinas sore, dinas malam kami lakukan Pak. Setelah surat ini keluar, katanya untuk kita itu dinas sampai jam sesuai dengan surat ini Pak," jelas salah satu wakil Puskesmas.

"Tapi ini kan dinas, yang stand by di sini tetap harus ada 24 jam. Di mana-mana, di dunia yang namanya IGD tuh 24 jam," lanjut Bupati Solok

"Mohon izin, barang kali kami salah dalam pengabdian," timpal wakil dari Puskesmas itu.

"Salah kamu tapi rusak pelayanan saya kepada masyarakat. Bagaimana cara kerjanya kamu," amuk Bupati Solok.

"Nanti kalau ada masyarakat sekitar sini jam 6 sore mau mati, mati ajalah," beber Bupati Solok. 

Lalu bagaimana kronologi sebenarnya? Bupati Solok kembali menjelaskan.

"Orang kecelakaan itu sudah terbaring dibawa oleh masyarakat duduk di situ. Lalu diketok-ketok tidak ada yang jawab, orang itu keluar ada bidan, bidan nolak. Alasannya di luar jam dinas dia, dia dinas cuma sampai jam 2 siang jam 5 sore. Padahal ini UGD, tugas mereka hanya sampai jam 5 sore. Saya tidak mengerti dasarnya apa karena saya lihat mohon maaf tingkat pelayanan kabupaten Solok memang paling hancur," ungkapnya masih emosi.

Bupati Solok selanjutnya makin marah usai mendapati ada surat bermaterai dari PNS yang berisi penolakan kerja.

"Ini ada suratnya tadi tuh, surat pernyataan tidak mau tugas ditandatangani. Inilah birokrasi lingkaran setan semuanya. Ada surat menolak untuk kerja, ini yang repot kaya kaya begini. Lihat nih surat ini, menolak untuk kerja dan tidak ada tindakan apa-apa. Dengan gagah lagi ini, pakai materai lagi. Pakai materai untuk nolak kerja, ASN ini," sambungnya.

Rekomendasi