ERA.id - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim mengerjai alias melakukan prank pada Khoiry Nuria Widyaningrum, seorang guru di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (13/9) malam.
Nadiem menyatakan nge-fans pada sosok calon guru penggerak itu.
Seperti diunggah di akun TikTok Nadiem, rumah Nuri semula kedatangan sejumlah staf kementerian yang bakal menginap di rumahnya. Mereka pun memohon izin untuk bermalam di rumah Nuri.
"Ini temen saya," kata seorang staf Kemendikbudristek mengenalkan seorang rekannya ke Nuri sambil menunjuk sosok bermasker, berkacamata, dan berkaos hitam yang terhenti di teras rumah.
Tamu itu langsung memelorotkan maskernya dan tampaklah wajah Mas Menteri Nadiem sambil tersenyum. Bu Guru Nuri langsung kaget dan setengah menjerit.
"Ya Allah. Tadi saya sudah curigation (curiga), tapi nggak mungkin. Nggak mungkin Mas Nadiem ke sini, ke omah-ku," kata guru SDN Jetisharjo, Sleman, ini didampingi suami dan orang tuanya.
Nadiem pun langsung meminta izin menginap di tengah kunjungan kerja di Solo dan Yogyakarta, 13-14 September lalu.
"Saya mau minta izin ini. Saya ngefans bener sama Bu Nuri," kata Nadiem.
"Tapi boleh enggak ini (nginep)?"
"Monggo-monggo. Tapi ini serius? Kenapa gak di hotel?" kata Nuri yang tak henti tertawa.
"Kalau ada guru penggerak, ngapain (di hotel)," ujar Nadiem sambil melangkah masuk ke rumah Nuri.
Kedatangan Nadiem ke rumah Nuri itu bermaksud untuk belajar dan mengetahui keseharian dari seorang guru penggerak.
Nuri merupakan calon guru penggerak yang sempat menjadi kepala sekolah di sebuah sekolah swasta namun kini memilih mengajar di SD negeri.
Menurut dia, Guru Penggerak menjadi program penting Kemendikbudristek.
"Program ini adalah regenerasi pemimpin-pemimpin sekolah. Kalau saya tak lagi menjabat menteri, yang akan meneruskan transformasi pendidikan adalah para guru penggerak," tutur Nadiem dalam rilis Kemendikbudristek.
Tak sekadar prank, aksi ini pun berlanjut dengan diskusi Nadiem bersama Nuri hingga akhirnya 'Mas Menteri' bermalam di guru penggerak angkatan ketiga itu.
"Karakrer guru penggerak itu lugas dalam menyampaikan pendapat dan gagasan. Mereka ingin melakukan perubahan untuk meningkatkan kualitas pendidikan," katanya.