Alasan Kenapa Vaksinasi Lansia di Yogyakarta Rendah: Dinkes: Masih Ragu, Masih Galau

| 22 Sep 2021 20:27
Alasan Kenapa Vaksinasi Lansia di Yogyakarta Rendah: Dinkes: Masih Ragu, Masih Galau
Suasana vaksinasi Covid-19 di Benteng Vredebur, Kota Yogyakarta, beberapa waktu lalu. (Wawan H/Era.id)

ERA.id - Rendahnya capaian vaksinasi Covid-19 di kalangan lanjut usia (lansia) Daerah Istimewa Yogyakarta disebut menjadi sebab PPKM DIY belum turun level. Lansia akan dimingi hadiah agar mau divaksin.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie dalam jumpa pers daring, Rabu (22/9). Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di DIY diperpanjang hingga 4 Oktober.

Menurutnya, sebab PPKM DIY belum turun level itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi di rapat penanganan Covid-19 bersama Pemda DIY.

“Pak Luhut (Menteri) Marives menyampaikan (PPKM) DIY belum bisa level di bawahnya karena vaksinasi lansia kita 58 persen, padahal minimal 60 persen untuk dosis pertama,” ujar Pembajun.

Menurut dia, ada beberapa parameter untuk turunkan level PPKM, seperti angka kematian, keterisian tempat tidur di RS atau BOR, dan jumlah kasus.

“Ditambah cakupan vaksin harus 70-80 agar herd immunity tercapai, lalu (vaksinasi lansia harus di atas 60. (Kalau daerah memenuhi) Ini dipertimbangkan untuk turun levelnya,”kata dia.

Saat ini capaian total vaksinasi DIY adalah 75 persen untuk dosis pertama dan 34 persen untuk dosis kedua. Sebanyak 2,8 juta dari total 3,8 juta warga DIY menjadi sasaran vaksinasi.

Untuk lansia, dari ekitar 472 ribu sasaran, baru 58 persen yang menerima suntikan vaksin dosis pertama dan 37 persen untuk dosis kedua.

Namun Pembajun yakin pada akhir bulan capaian vaksinasi di DIY mencapai 80 persen, sedangkan khusus lansia mencapai 60 persen. Untuk mengejar target itu, ia akan memberi hadiah pada lansia.

"Vaksinasi lansia ada beberapa masalah. Masih ragu, keluar rumah galau. Maka kami aktif mendekati, kasih iming-iminglah. Kami beri bingkisan atau apa sebagai penghargaan. Kami juga jemput bola dan memotivasi untuk keluar rumah," ujarnya.

Namun, menurut dia, sejumlah indikator Covid-19 di DIY telah membaik. Keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19 di rumah sakit kecil, kendati masih ada yang harus diwaspadai. “Yang  kita waspadai tempat tidur kritikal atau ICU. Itu masih 34 persen.

Penghuni selter juga minim. Dari 50 selter dengan daya tampung 3.104 orang, hanya 252 orang yang menempati atau setara 8 persen. Tingkat kesembuhan penderita Covid-19 di DIY pun tinggi yakni 95 persen. Adapun tingkat kematian rendah yakni 3,34 persen.

 Menurut dia, kondisi pandemi di DIY telah melandai, meski tetap harus waspada dan menjaga perkembangan kondisi Covid-19 saat ini. “Positivty rate kita jauh lebih rendah dari standar WHO yang 5 persen,” tuturnya.

Rekomendasi