ERA.id - Musyawarah Daerah (Musda) DPD II Partai Golkar di Kabupaten Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan, rencananya dialihkan ke Kota Makassar.
Niatan itu disampaikan usai terjadi kericuhan saat pelaksanaan Musda yang berlangsung pada Selasa, 21 September 2021 di kabupaten setempat.
"Ada wacana itu (dialihkan di Makassar), kita masih pelajari. Intinya kita akan rapat dengan panitia Musda soal lanjutan pelaksanan Musda Golkar di Lutim," ujar Wakil Sekretaris DPD I Golkar Sulsel, Zulham Arief saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (24/9/2021).
Wacana pengalihan Musda tersebut muncul, kata dia, dengan berbagai pertimbangan, selain menjaga keamanan dan ketertiban, juga mudah dipantau pengurus DPD I Golkar Sulsel.
Ditanyakan apa masalah sampai terjadi kericuhan saat pelaksanaan Musda itu, Zulham menyatakan, itu hal biasa di setiap organisasi partai dan menjadi dinamika.
Ia berdalih insiden itu merupakan reaksi kader dalam membesarkan nama partai.
"Pak Ketua (HM Taufan Pawe) juga menyebut itu (kericuhan) adalah semangat kader untuk membersihkan partai," katanya.
Sebelumnya, kericuhan itu berlangsung usai Ketua DPD I Golkar Sulsel HM Taufan Pawe membuka Musda tersebut, kemudian dilanjutkan sidang-sidang.
Salah seorang kader di dalam ruang marah lalu memukul meja, membanting piring dan membalikkan meja milik Hotel Sikumbang Luwu Timur, demi menolak pelaksanaan Musda itu.
Dia menilai ada intrik politik karena sebagian Ketua PAC Kecamatan sengaja dipecat dan digantikan Pelaksana tugas (Plt) untuk kepentingan tertentu.
Hal ini kemudian memancing reaksi kader lain lalu terjadi adu mulut hingga nyaris adu jotos dari dua kubu.
Panitia Steering Committee (SC) sekaligus Ketua Bidang Organisasi DPD I Golkar Sulsel, Arfandy Idris mengatakan, ada penyampaian aspirasi dari kader dengan semangatnya, kemudian terjadi perbedaan pandangan.
"Dengan kejadian ini, sehingga menkomuniksikan SC begitu juga Plt (PAC) bahwa dengan melihat kondisi dan situasi tidak memungkinkan dilanjutkan musyawarah, dan kita bersepakat menunda Musda ini," ujarnya menjelaskan.
Gejolak dalam internal partai beringin rindang ini bukan kejadian pertama. Keributan juga sempat berlangsung di beberapa daerah, seperti di Kabupaten Bulukumba dan Sinjai, namun mampu diselesaikan di daerah masing-masing.
Tetapi, untuk Musda di Tana Toraja, akhirnya dialihkan ke Kota Makassar. Para pendukung dua calon ketua yakni Yariana Somalinggi dan Victor Datuan Batara sempat saling gesek, bahkan Musda sempat tertunda.
Hingga akhirnya Musda di laksanakan Makassar dan terpilih Victor Datuan Batara sebagai ketua DPD II Golkar Tana Toraja untuk periode keduanya.