Demi Ketemu Hantu, Kakek di Tulungagung Koleksi Tali Pocong dan Tali Bekas Gantung Diri

| 05 Oct 2021 13:07
Demi Ketemu Hantu, Kakek di Tulungagung Koleksi Tali Pocong dan Tali Bekas Gantung Diri
Sutarji saat menunjukkan tali pocong dan benda berbau orang mati di museumnya.

ERA.id - Seorang kakek di Desa Aryojeding, Kecamatan Rejotangan, Tulungagung, Jawa Timur, punya kebiasaan unik yakni mengoleksi tali pocong.

Itu dilakukan demi mewujudkan hasratnya untuk bertemu dengan hantu. Nama kakek itu adalah Sutarji.

"Kok orang-orang itu sering cerita ditemui hantu, tapi saya kok tidak. Jangan-jangan cuma khayalan saja," ujarnya dikutip Grid.

Pria uzur berumur 60-an lebih ini tak cuma mengoleksi tali pocong. Ada juga benda-benda orang mati yang lain yang dikumpulnya.

Selain itu, aksi unik sutarji juga pernah tidur di dalam keranda. Dilansir dari Tribun Jatim, Sutarji mengoleksi helm dan jaket bekas korban tabrakan, hingga tali yang dipakai gantung diri.

Namun sayang, jadi kolektor benda-benda khas orang mati belum membuatnya bertemu dengan hantu.

Namun Sutarji tak patah semangat. Pikiran nyelenehnya masih ada, yakni mengambil keranda mayat yang dibuang warga karena dianggap sial.

Selain itu, ia juga merasa bagaimana rasanya tidur dalam keranda yang telah membawa 43 mayat dalam 47 hari itu.

"Saya pernah tidur di keranda itu, kemudian dibawa ke kuburan saya orang-orang. Ternyata juga tidak bertemu hantu,” katanya.

Usai percobaannya selalu gagal, akhirnya benda yang dikumpul Sutarji demi ketemu hantu dimuseumkan.

Di museum pribadinya, Sutarji menyimpan belasan tali pocong dalam sebuah lemari khusus. Tali itu diambilnya usai membantu prosesi pemakaman di desanya.

“Setelah di dalam liang lahat, tali pocong kan harus dilepas. Kemudian saya bawa pulang. Jadi bukan makamnya saya gali dan saya curi talinya,” ucap Sutarji seperti yang dilansir dari Surya Malang.

Di antara semua benda miliknya, ada satu barang yang justru kerap didatangi warga untuk nyadran. Yakni sebuah batu punden yang ada di Desa Aryo Jeding. Punden itu dianggap sangat angker.

Ia tertarik membawa pulang punden tersebut, usai masyarakat menyimpan sesajen berupa ingkung ayam kampung di sekitar batu tersebut.

"Saya pikir batu kok dikasih ingkung ayam. Akhirnya saya bawa pulang batunya,” terang Sutarji.

Pada akhirnya, Sutarji merasa semua yang dilakukannya hanya mitos belaka, setelah banyak warga meperingatinya kalau perlakuan Tarji bisa bikin roh halus ngamuk.

Sutarji yakin, hanya Gusti Allah yang bisa memastikan kematian seseorang. Batu punden itu pun akhirnya ditata Sutarji di halaman belakang menyatu dengan koleksi nyeleneh lainnya.

Rekomendasi