Pria Ini Nyaris Bikin Ricuh di Pelabuhan dan Protes Pelni, Polisi sampai Turun Tangan

| 06 Oct 2021 20:51
Pria Ini Nyaris Bikin Ricuh di Pelabuhan dan Protes Pelni, Polisi sampai Turun Tangan
Ratusan penumpang KM Umsini protes terhadap kebijakan tarif barang bawaan yang melebihi kapasitas di Pelabuhan Sri Bayintan, Kijang, Bintan

ERA.id - Ratusan penumpang Kapal Motor Umsini tujuan berbagai daerah melakukan protes kepada PT Pelni lantaran harus membayar barang bawaan mereka setelah ditimbang.

Protes tersebut disampaikan para penumpang di Pelabuhan Sri Bayintan Sei Kolak, Kijang, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Rabu pagi.

Berdasarkan keterangan sejumlah penumpang, protes tersebut dilakukan karena tidak diinformasikan sebelumnya mereka harus membayar barang yang mereka bawa.

Selain itu, penumpang lainnya juga protes karena ada kenaikan tarif yang ditetapkan PT Pelni terhadap bawang yang mereka bawa.

Salah seorang calon penumpang, Hendri, mengatakan, para penumpang merasa keberatan atas kebijakan tersebut, karena sejak awal pembelian tiket sampai jelang keberangkatan, mereka tidak mendapatkan informasi terkait penimbangan tersebut.

Hendri dan keluarga membawa barang cukup banyak. Ia khawatir tidak mampu membayar tarif atas barang yang dibawanya.

"Kami tidak mendapatkan informasi berapa nominal yang harus dibayarkan untuk setiap kilogram barang yang melebihi kapasitas. Ambang batas maksimal barang yang dibawa, yang tidak dikenakan biaya juga tidak disampaikan. Ini yang membuat kami terkejut," ujarnya.

Aloy, penumpang dengan tujuan Flores merasa keberatan membayar biaya barang yang dibawanya. Ia mengaku mau kembali ke Flores bersama keluarganya lantaran sudah tidak memiliki pekerjaan di Bintan.

"Kalau diberi tahu dari awal, kami tidak mungkin angkut barang sebanyak ini, karena sudah bisa menghitung berapa biaya yang harus dikeluarkan. Mampu tak kami membayar? Ini biaya barang bawaan lebih mahal dari tiket," katanya.

Informasi yang dihimpun barang bawaan penumpang yang ditimbang dengan harga Rp15 ribu per kilogram.

Petugas Pelni di lokasi yang nyaris terjadi kericuhan itu, enggan berkomentar. Sementara petugas kepolisian berupaya mengamankan lokasi, dan menenangkan para penumpang.

"Mohon bapak dan ibu tenang. Kita cari solusi yang terbaik ya," kata salah seorang anggota Polres Bintan.

Sebelumnya, Asisten Manajer Pelayanan Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) PT Pelindo Tanjungpinang Raja Junjungan Nasution, mengatakan, pihaknya kembali membuka pelayaran antarprovinsi di Pelabuhan Sri Bayintan Sei Kolak, Kijang, Kabupaten Bintan setelah sempat tutup beberapa bulan setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mencegah penularan COVID-19.

Pembukaan rute pelayaran antarprovinsi dilaksanakan di Pelabuhan Sri Bayintan pada Rabu pagi (5/10).

Kapal pertama yang berlayar yakni Kapal Motor Umsini. Rute pelayaran KM Umsini yakni Pelabuhan Tanjung Priok, Surabaya, Makassar, Maumere, Larantuka, Lewoleba, dan Kupang. Kemudian pelayaran kembali ke Leworeba, Larantuna, Maumere, Makassar, Surabaya, Tanjung Priok, dan kembali ke Pelabuhan Sri Bayintan, Kijang.

"Seluruh aktivitas di pelabuhan maupun di dalam kapal sesuai dengan protokol kesehatan," ujarnya.

Rekomendasi