ERA.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menyatakan ada 47 orang berasal dari Klaster Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Mereka berasal dari guru dan murid dari lima sekolah.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Pelaksana Harian (Plh) Satgas Covid-19 Kota Solo, Ahyani pada Senin (18/10/2021) sore. Dia menjelaskan kasus terbesar terjadi di SD Kristen Manahan. Dari sekolah ini ditemukan 32 kasus.
"Awalnya ditemukan empat kasus dari sekolah ini. Kemudian dilakukan tracing pada 238 orang dan akhirnya ditemukan 28 orang lagi. Rinciannya lima orang guru dan sisanya murid," katanya.
Kasus lainnya yang cukup banyak yakni di SDN Danukusuman. Dari sekolah ini awalnya ditemukan dua kasus, kemudian setelah dilakukan tracing ada sembilan kasus tambahan.
"Sekarang ada sebelas kasus. Dari jumlah ini ada satu guru yang positif, sisanya murid," kata Ahyani.
Tiga sekolah lainnya yang ditemukan kasus yakni di SDN Mangkubumen, SD Al Islam Jamsaren, dan SDN Semanggi 2. Di SDN Mangkubumen dan SD Al Islam Jamsaren ditemukan satu kasus, sedangkan di SDN Semanggi ada dua kasus.
"Dari SDN Mangkubumen dari satu kasus dan dites 13 orang dan semuanya negatif. Sedangkan dua sekolah lainnya masih menunggu hasil tes," katanya.
Kementerian Kesehatan melaksanakan program Surveilans Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk 29 sekolah. Saat ini sudah ada 20 sekolah yang tracingnya selesai. Sementara masih ada beberapa sekolah yang menjnggu hasil tes, diantaranya SMPN 4, SMP Nur Hidayah, SMP Muhammadiyah 8, SMPN 13, SMP Warga, SMKN 1 dan MTs 1.
”Untuk 20 sekolah hasilnya sudah keluar, sisanya masih menunggu hasil,” katanya.
Terkait peaksanaan PTM, Pemkot Solo tetap akan melaksanakannya. Hanya sekolah yang ditemukan kasus Covid-19 yang akan menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ).
”Instruksinya dari pusat seperti itu,” katanya.