Terpaksa Jadi PSK, Anak di Bawah Umur yang Kena Razia Satpol PP Kota Tangsel Mengaku Kurang Perhatian Orang Tua

| 25 Oct 2021 21:15
Terpaksa Jadi PSK, Anak di Bawah Umur yang Kena Razia Satpol PP Kota Tangsel Mengaku Kurang Perhatian Orang Tua
Satpol PP Kota Tangsel saat merazia PSK. (Istimewa)

ERA.id - Penjaja Seks Komersial (PSK) yang terjaring razia Satpol PP Kota Tangerang Selatan pada Minggu (25/10/2021) akan dikembalikan kepada keluarganya. Hal ini dilakukan setelah diserahkan kepada Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tangerang Selatan.

Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial dan Tunasusila Dinsos Tangsel, Hadiana mengatakan PSK tersebut berusia 16 dan 17 tahun. Keduanya terpaksa melakukan hal itu lantaran kurangnya perhatian dari orang tua.

"Yang jelas mereka ini ada secara psikologis karena ini karena korban broken home ibu bapaknya sudah cerai, akibatnya dia cari pelindungan , artinya kurang perhatian," katanya, Senin, (25/10/2021).

"Orang tua selain sebagai orang tua harus bisa menjadi teman harusnya gitu. Karena bapak ibunya bercerai kemudian mereka kurang kasih sayang akhirnya jadi tidak terkontrol," tambahnya.

Diketahui, keduanya terjaring razia Satpol PP Kota Tangerang Selatan pada Minggu, (25/10/2021) di sebuah kos-kosan wilayah Kelurahan Mekar Jaya, Serpong.

Hadiana mengungkapkan PSK yang berusia 16 tahun itu hanya memiliki ibu lantaran ayahnya meninggal dunia. Dia yang berasal dari Bekasi ini pun mengikuti teman-temannya. Hingga akhirnya menjadi PSK.

"Kan dia cari teman curhat. Ikut-ikut temen. Secara psikologis kan dia butuh perhatian," katanya.

Hal serupa juga terjadi pada PSK yang berusia 17 tahun. Perempuan asal tanah Abang ini menjadi PSK juga karena kurangnya perhatian orang tua.

"Dia (PSK 17 tahun) dia awalnya pacaran. Emang dari SMA dia udah bandel," katanya.

Hadiana pun telah berkomunikasi dengan orang tua PSK masing-masing. Mereka mengaku kalau kurang memberikan perhatian kepada anaknya.

"Tadi saya kasih arahan sama ibunya , sebelum buka lembaran baru supaya anaknya secara psikologis ada perlindungan dan kasih sayang," tuturnya.

Dia mengatakan sebagai orang tua tak hanya memenuhi kebutuhan ekonomi saja untuk anak. Kata Hadiana, berapapun materi yang diberikan orang tua kepada anaknya akan kalah dengan kasih sayang. Artinya, kasih sayang orang tua tidak dapat digantikan dengan materi.

Kata Hadiana secara ekonomi untuk PSK yang berusia 17 tahun dirasa cukup. Sedangkan, yang berusia 16 tahun ekonominya dibawah rata-rata.

"Kalau yang 17 tahun dia sekolah sampai 2 SMA saja keluar karena jarang masuk. Secara ekonomi cukup ibunya kerja. Kalau yang 16 memang ekonominya lemah dia lulusan SD," ungkapnya.

"Tapi kan intinya ini bukan soal ekonomi. Dengan umurnya yang masih segitu seharusnya ini menjadi peran orang tua untuk memberikan perhatian lebih," kata Hadiana.

Hadiana mengatakan, keduanya akan segera dijemput oleh orang tuanya masing-masing. Dinsos Kota Tangsel telah berkomunikasi dengan orang tua mereka.

"Kami sudah berikan pemahaman kepada orang tuanya. Mereka harus dapat perhatian lebih agar tidak kembali lagi jadi PSK," pungkasnya.

Rekomendasi