Tanggapi Bentrokan Mencekam di Makassar, Plt Gubernur Sulsel: Bukan Konflik Suku, tapi Organisasi

| 29 Nov 2021 15:10
Tanggapi Bentrokan Mencekam di Makassar, Plt Gubernur Sulsel: Bukan Konflik Suku, tapi Organisasi
Plt. Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman (Dok. Sudirman)

ERA.id - Kasus pertikaian yang membuat Kota Makassar mencekam beberapa waktu lalu, ditanggapi oleh Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman.

Saking banyaknya opini liar beredar yang mengaitkan bentrokan itu adalah konflik antarsuku, Sudirman langsung memberi penjelasan.

"Itu bukan konflik suku. Itu konflik organisasi," tegas Sudirman saat ditemui ERA.id di Kantor Gubernur Sulsel, Senin (29/11/2021).

Sejauh ini, Sudirman juga telah berbicara serius dengan sejumlah kepala daerah baik Bone dan Luwu.

Sementara, organisasi daerah (organda) yang berkonflik, yakni Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu Raya (Ipmil) dan Kesatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia (Kepmi) Bone, juga sudah dipertemukan.

"Jadi ingat, ini tidak ada hubungannya dengan antar kedua suku (Luwu-Bone) yang ada di Makassar. Cuman beberapa orang memang sering menyeret ke situ."

Adik eks Menteri Pertanian Amran Sulaiman ini berkata, ia juga sudah berbincang dengan perwakilan Ipmil dan Kepmil.

Ia mendapat info, kalau ada orang yang sengaja membawa masalah pribadi ke dalam masing-masing internal organda.

Jika toh nanti terjadi lagi bentrokan yang memalukan tanah Sulsel itu, Sudirman bakal bertindak tegas.

"Saya sudah minta petinggi kampus untuk memberikan sanksi tegas, kalau perlu langsung drop iut (DO) bagi yang melanggar."

Selain itu, Sudirman mengharap seluruh masyarakat tidak memperparah situasi dengan jadi 'kompor' di media sosial.

"Banyak bertebaran info bahkan foto lama di media sosial dan itu hoaks," pintanya.

Sudirman pantas khawatir, sebab mahasiswa tersebut nantinya akan melanjutkan pendidikan pun pekerjaan.

Takutnya, anggota organda yang tak ada sangkut pautnya, jadi daftar hitam di beberapa perusahaan.

"Para orang tua sudah dipertemukan beserta keluarganya. Mereka lebih khawatir anaknya nanti tidak diterima bekerja di perusahaan jika terus disangkutpautkan konflik seperti ini," tandasnya.

Rekomendasi