ERA.id - Pemerintah Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang menyatakan untuk saat ini masih mengalami kesulitan untuk menyalurkan bantuan kepada warganya yang ada di Dusun Curah Kobokan.
Kepala Desa Supiturang Nurul Yaqin Pribadi di Kabupaten Lumajang, Rabu (8/12) mengatakan kesulitan untuk menyalurkan bantuan ke Dusun Curah Kobokan tersebut diakibatkan rusaknya jalur menuju wilayah tersebut akibat lahar Gunung Semeru.
"Wilayah Dusun Curah Kobokan, berada di seberang sungai yang sekarang terdampak parah akibat lahar," kata Nurul.
Nurul menjelaskan, Desa Supiturang memiliki empat dusun yakni Dusun Sumbersari, Dusun Gumukmas, Dusun Supiturang dan Dusun Curah Kobokan. Dari empat dusun tersebut, Curah Kobokan berada terpisah dari dusun lainnya.
Ia menambahkan, Dusun Curah Kobokan sesungguhnya terhubung dengan Dusun Sumbersari. Namun, akibat aliran material vulkanik yang sangat banyak menyebabkan akses ke Curah Kobokan terputus sejauh ratusan meter.
"Dusun Curah Kobokan bisa diakses dari Dusun Sumbersari, namun jalur tersebut putus akibat aliran lahar," katanya.
Ia menambahkan, saat ini pihak Pemerintah Desa Supiturang masih melakukan pemantauan perkembangan kondisi Dusun Curah Kobokan. Hal itu dikarenakan untuk menuju wilayah tersebut, membutuhkan waktu hingga lima jam melalui jalur utara.
Terlebih, lanjutnya, Jembatan Geladak Perak yang sebenarnya bisa dipergunakan untuk mengakses Dusun Curah Kobokan, saat ini kondisinya terputus yang disebabkan derasnya aliran lahar saat Gunung Semeru meletus pada 4 Desember 2021.
Dengan kondisi tersebut, pihak Pemerintah Desa Supiturang meminta bantuan Desa Sumbermujur dan Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro untuk bisa menyalurkan bantuan untuk warga Dusun Curah Kobokan.
"Untuk saat ini dibantu oleh Kepala Desa Sumbermujur dan Penanggal. Karena dari pihak desa masih kesulitan akses untuk ke Curah Kobokan, terlebih jembatan (Geladak Perak) putus dan untuk melewati lahar, kondisinya masih panas," katanya, seperti dikutip dari Antara.
Gunung Semeru pada 4 Desember 2021 mengeluarkan awan panas guguran (APG) mengarah ke Besuk Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kurang lebih pukul 15.20 WIB.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga pukul 10.30 WIB, sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal dunia, 82 luka ringan dan 26 orang luka berat. Selain itu, sebanyak 16 orang hingga saat ini masih dalam pencarian.