Momen Uji Coba Bus Low Deck, Angkutan Umum Ramah Difabel di Solo

| 11 Jan 2022 23:04
Momen Uji Coba Bus Low Deck, Angkutan Umum Ramah Difabel di Solo
Uji coba bus low deck yang ramah difabel, Selasa (11/1/2022). (Dokumentasi Dinas Perhubungan Kota Solo)

ERA.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menguji coba bus dek rendah (low deck) yang akan diperuntukkan agar memudahkan para penumpang penyandang disabilitas. Hal ini untuk memberikan kenyamanan para penyandang difabel menggunakan transportasi umum.

Uji coba dilakukan dengan melintas di Jalan Slamet Riyadi dan Jalan Jenderal Sudirman, Solo, Selasa (11/1/2022). ”Ada sedikit kekurangan di pintu keluar dan pintu masuk bus, belum rata. Jadi menyulitkan buat pengguna kursi roda,” ucap perwakilan Tim Advokasi Difabel (TAD) Surakarta, Hermin Yuni Astuti usai tinjauan ke lokasi, Selasa (11/1/2022).

Pengguna kursi roda kesulitan jika hendak berputar balik dan keluar dari bus. Sebab di dalam bus ada tiga kursi yang berjajar dan menghalangi. Padahal untuk para penyandang disabilitas membutuhkan ruang yang agak longgar.

”Penumpang yang duduk di kursi ini juga harus berdiri dulu. Sebab kursi roda bisa mengenai mereka yang sedang duduk di kursi penumpang,” ucapnya.

Namun di luar kekurangan ini Hermin merasa bus tersebut sudah memenuhi kapasitas untuk para penyandang disabilitas. Daya tampung penumpang mencapai 20 tempat duduk dan lima penumpang berdiri. Sehingga di dalam bus leluasa dan memadai bagi penyandang disabilitas.

”Ada pesan suara dan running text yang bisa membantu tuna netra dan tuna rungu juga. Sehingga mereka bisa mengetahui laju bus sampai di titik mana,” ucapnya.

Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Kota Solo, Hari Prihatno mengatakan uji coba akan dilakukan selama satu bulan ke depan. Prototipe bus ini rencananya dikhususkan untuk para penyandang disabilitas.

”Rencananya uji coba di koridor 1 dengan jam operasional sama dengan jadwal BST (bus kota),” katanya.

Hasil evaluasi ini akan dijadikan evaluasi Kementerian Perhubungan dan penyedia bus. Sebelum nantinya bus khusus difabel ini diproduksi massal dan dioperasikan permanen.

”Makanya kami mengajak teman-teman difabel untuk uji coba,” katanya.

Dari evaluasi yang dilakukan, ada kendala saat penggunaan kursi roda harus menaik turunkan ramp secara manual. Sehingga harus ada bantuan dari orang lain.

”Padahal bus ini rencananya hanya dioperasikan satu operator, pengemudi saja. Makanya idealnya, harus pakai sistem hidrolis,” katanya.

Rekomendasi