Gara-Gara Uang, Mayat Bayi Ditolak Naik Ambulans di Bone, Plt Gubernur Sulsel Meradang

| 02 Feb 2022 09:16
Gara-Gara Uang, Mayat Bayi Ditolak Naik Ambulans di Bone, Plt Gubernur Sulsel Meradang
Ilustrasi jenazah (Pixabay)

ERA.id - Kisah pilu datang dari Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Rumah Sakit Umum daerah (RSUD) Datu Pancaitana, menolak memberi tumpangan mobil ambulans kepada jenazah bayi yang baru meninggal.

Alasannya, orang tua si bayi tak punya cukup uang. Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman yang mendengar itu, langsung meradang.

Bagaimana tidak, sebab persoalan uang, ayah dari jenazah bayi tersebut mesti membawa anaknya dengan motor dengan jarak yang cukup jauh, lintas kabupaten dari Bone ke Sinjai yang umumnya memakan waktu 1,5 jam.

Bayi tersebut juga, saat dibawa ke rumah duka oleh ayahnya menggunakan motor, hanya berselimut sarung. Apalagi, saat itu, si orang tua mesti berjalan malam hari pada pukul 21.00, waktu setempat.

"Saya sudah mengirim tim untuk menyampaikan permohonan maaf serta bantuan atas insiden ini. Saya ucapkan juga duka mendalam bagi keluarga dari anak bayi meninggal dibawa pulang menggunakan roda dua (motor)," ucap Sudirman, Selasa (1/2/2022).

Sudirman memang telah mengirim tim menuju kediaman si bayi di Kelurahan Samataring, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai.

Dari kejadian ini, Sudirman tegas kalau pekerjaan daerahnya harus dikoreksi, apalagi komponen manajemen rumah sakit Datu Pancaitana yang menolak membawa jenazah bayi menggunakan ambulans hanya karena persoalan orang tuanya tak mampu membayar sewa mobil.

"Ini menjadi koreksi bagi manajemen rumah sakit bukan hanya ditempat kejadian, tapi juga kepada seluruh rumah sakit di wilayah Sulsel," tegas Sudirman.

Lebih jelasnya, pelayanan rumah sakit terlebih dengan pelayanan (pasien) emergency, wajib mendapat pelayanan skala prioritas utama bagi masyarakat.

"Emergency adalah kejadian yang harus mendapat prioritas utama dalam setiap pelayanan bagi setiap warga." tambahnya.

Ia berharap kejadian pasien dipersulit oleh pihak rumah sakit tidak terjadi lagi. Terlebih, bagi masyarakat yang kurang mampu dan kesulitan mendapat pelayanan kesehatan.

"Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih memperbaiki SOP di masing-masing instansi (rumah sakit)." pungkasnya.

Dari informasi yang dihimpun ERA, ayah dari jenazah bayi malang tersebut bernama Asdar. Kisah singkatnya, Asdar harus membawa bayinya dari RS Pancaitana ke Sinjai, karena tak sanggup membayar ambulans.

RS Pancaitana sendiri dikabarkan baru akan mengangkut si bayi, jika Asdar membayar Rp700 ribu. Nahas, saat itu Asdar cuma punya uang Rp600 ribu saja, dan terpaksa tak dilayani.

Si bayi sendiri diketahui terlahir prematur. Ia lahir pada Minggu (30/1/2022), jauh dari Hari Perkiraan Lahir atau yang biasa disingkat HPL.

Rekomendasi