ERA.id - Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Kota Makassar beberapa hari belakangan, sudah merusak banyak materi, termasuk mencelakai warga.
Alhasil, Pemkot Makassar pun disorot. Dinas Lingkungan Hidup Makassar dianggap kurang mengantisipasi dan mendeteksi pohon non-produktif.
Itulah pemicunya, hingga sejumlah rumah dan mobil rusak tertimpa pohon tumbang. Tercatat sejak Senin (21/2) kemarin, BPBD Makassar melaporkan kalau setidaknya ada pohon tumbang di empat titik.
Di antaranya Jalan Bontoduri, di Jalan Monginsidi, di Kompleks Crysant Panakkukang, di Jalan Antang Raya. Jenis pohonnya bermacam-macam.
Meski begitu, walau keadaan makin mengancam, Kepala Pelaksana BPBD Makassar Achmad Hendra Hakamuddin berusaha menenangkan.
Ia bilang, tidak ada korban jiwa dari peristiwa mengerikan itu. "Alhamdulillah semua sudah tertangani dengan baik oleh tim." katanya.
Legislator menyorot DLH
Menanggapi banyaknya pohon tumbang di Makassar, Anggota Komisi C DPRD Makassar, Muchlis Misbah mengkritik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang tidak mengatisipasinya sejak dini.
Kalau toh DLH mengantisipasi, tentunya ia sudah menebang pohon-pohon yang sudah tua dan miring.
"Ini jadi dilematis buat kami, pasalnya ketika kami menyarankan agar DLH menebang pohon sebelum masuk musim hujan, alasannya tidak dilakukan karena dianggap mengurangi ruang terbuka hijau (RTH). Tapi kalau membahayakan warga atau pengguna jalan harusnya memang ditebang," katanya.
Intinya, ia meminta DLH untuk menantau kondisi pohon di Makassar, untuk memastikan pohon-pohon yang tumbuh di ruas jalan tidak membahayakan pengguna jalan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar, Ariaty Puspasari Abady saat diwawancarai mengaku pihaknya melalui Unit Reaksi Cepat (URC) DLH telah menangani persoal itu.
Alasannya, mayoritas pohon tumbang di Makassar, diakibatkan oleh tiupan angin kencang. Bahkan katanya, beberapa pohon memang sudah berumur.
"URC DLH selalu standby meskipun tidak dengan cuaca ekstrem, mereka tetap standby apalagi kalau ada peringatan begini," ucap Ariaty.
DLH sendiri mengklaim sudah melakukan survei keliling di berbagai ruas jalan. Jika ditemukan pohon yang masih layak dan kuat, maka dilakukan pemangkasan.
Sementara jika pohon sudah menua dan berpotensi membahayakan masyarakat, maka akan ditebang. "Tapi tetap kita ganti dengan pohon baru," tegasnya.
Kendala lainnya yang dihadapi DLH dalam melakukan penanganan ialah persoalan Sumber Daya Manusia (SDM).
Keterbatasan SDM yang bertugas, serta peralatan yang tidak mendukung, jadi penyebab tak maksimalnya penebangan pohon.
"Peralatan kita sudah tambah di akhir perubahan kemarin. Kita juga butuh mobil yang bisa tunjang kerja teman-teman URC DLH. Karenanya, tahun ini DLH akan menambah alat berupa satu unit mobil lift, anggarannya senilai Rp2 miliar," bebernya.