Hamas Siap Negosiasi Gencatan Senjata, Desak Keadilan dari Komunitas Internasional

| 28 Mar 2025 10:05
Hamas Siap Negosiasi Gencatan Senjata, Desak Keadilan dari Komunitas Internasional
Hamas siap negosiasi (ERA.id/Luthfia)

ERA.id - Pemimpin kelompok perlawanan Palestina Hamas, Mahmoud Mardawi, mengatakan pihaknya siap melakukan negosiasi demi mengakhiri perang di Jalur Gaza.

Mardawi menekankan Palestina selama ini bertanggung jawab dan serius terhadap semua usulan gencatan senjata di Gaza. Namun Israel justru kerap melanggar perjanjian.

"Israel melanggar perjanjian, mengingkari janji kepada mediator, serta melanjutkan serangan dan eskalasi," kata Mardawi, dilansir Anadolu, Jumat (28/3/2025). 

Dia lantas mengatakan bahwa tindakan Israel menjadi ujian bagi masyarakat dunia. Ia pun mendesak agar komunitas internasional bisa menegakkan hukum dan keadilan.

"Komunitas internasional dapat menegakkan hukum dan keadilan internasional, atau (sebaliknya) terus menerapkan standar ganda, yang tidak hanya membahayakan Palestina, tetapi seluruh kawasan," ujarnya. 

Dalam 18 bulan terakhir, Hamas telah berpartisipasi dalam negosiasi tidak langsung dengan Israel yang dimediasi Qatar, Mesir, dan AS. 

Meski beberapa kesepakatan telah dicapai, Israel berulang kali melanggarnya sehingga negosiasi tak bisa segera diselesaikan. 

Sementara itu, delegasi Mesir dilaporkan sedang menuju Qatar guna melanjutkan negosiasi pertukaran tawanan sebagai upaya sementara untuk meredakan ketegangan di Gaza. 

Presiden Mesir Abdel Fattah Al Sisi sebelumnya menegaskan bahwa negaranya terus berupaya mencapai gencatan senjata di Gaza dan mendesak mobilisasi untuk menghentikan pertumpahan darah serta memulihkan ketenangan dan stabilitas di kawasan.

Pada 18 Maret, militer Israel melanjutkan serangan udara di Jalur Gaza yang menewaskan 855 warga Palestina dan melukai hampir 1.900 lainnya. Aksi Israel itu meruntuhkan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tawanan yang berlaku mulai Januari. 

Lebih dari 50.200 orang telah terbunuh, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 113.900 lainnya terluka dalam agresi brutal Israel di wilayah kantong Palestina itu sejak Oktober 2023.

Rekomendasi