ERA.id - Peletakan batu pertama (groundbreaking) Jalan Tol Yogyakarta-Bawen digelar di Kalurahan Tirtoadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (30/3/2022).
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian menyampaikan, tantangan pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen cukup tinggi karena tetap harus menjaga daerah heritage dan kelestarian lingkungan, trase yang melewati potensi gempa, sungai lahar dingin, hingga wilayah mata air yang harus dijaga.
“Dalam membangun jalan tol ini kita harus cepat, tapi juga tetap harus menjaga kualitas/mutu, memastikan keselamatan konstruksi, hingga menggunakan produk-produk dalam negeri,” tutur Hedy saat acara tersebut.
Jalan Tol Yogyakarta-Bawen memiliki panjang 75,82 kilometer dengan periode konsesi 40 tahun dan nilai investasi Rp14,26 triliun.
Direktur Utama PT Jasamarga Jogja Bawen (JJB), Oemi Vierta Moerdika, menjelaskan, tol ini dibagi enam seksi.
Pembebasan lahan yang nyaris rampung baru untuk Seksi 1 Yogyakarta-Banyurejo sepanjang 8,25 Km.
Namun progres pembebasan lahan untuk keseluruhan seksi 1 - 6 sejauh 75,82 Km baru 10,45 persen atau sekitar 8 Km.
Proses konstruksi akan dimulai di Seksi 1 Yogyakarta-Banyurejo yang ditargetkan rampung pada Kuartal IV Tahun 2023 dan mulai beroperasi pada awal 2024.
Tol ini akan terhubung tol Solo-Yogyakarta-Yogyakarta International Airport di Junction Sleman.
Oemi menambahkan, jika pembebasan lahan sesuai dengan target, maka prioritas konstruksi selanjutnya adalah Seksi 2 Banyurejo- Borobudur, Seksi 3 Borobudur-Magelang dan Seksi 6 Ambarawa-Bawen yakni pada Kuartal II 2024.
“Seksi 6 akan diprioritaskan karena lahan lebih siap di wilayah Bawen yang terkoneksi dengan Jalan Tol Semarang-Solo, serta juga dikelola oleh anak usaha Jasa Marga, PT Trans Marga Jateng,” tambahnya.
Adapun setelah itu baru dikerjakan konstruksi Seksi 4 Magelang-Temanggung dan Seksi 5 Temanggung-Ambarawa dengan target rampung pada Kuartal IV 2024.
Tahapan ini menyesuaikan alokasi dana pembebasan lahan dan menimbang kondisi medan yang berupa perbukitan sehingga harus dibangu terowongan 500 meter di Seksi 5.
“Menindaklanjuti arahan Menteri PUPR terkait aspek menjaga kelestarian lingkungan hidup, maka pada Seksi 5 kami membangun konstruksi tunnel/terowongan yang menembus wilayah perbukitan," katanya.
"Kami juga membangun konstruksi layang (elevated) 4,4 Km di atas Selokan Mataram yang merupakan cagar budaya Yogyakarta,” tutur Oemi.
Jika tol ini beroperasi penuh, perjalanan dari Semarang menuju Yogyakarta atau sebaliknya akan menjadi lebih cepat, dari sebelumnya 3 jam menjadi hanya 1,5 jam.
Sekretaris Daerah DIY R. Kadarmanta Baskara Aji berharap, tol penghubung DIY, Jawa Tengah dan daerah sekitarnya di Pulau Jawa ini membuat transportasi barang, logistik maupun penumpang akan lancar.
“Sehingga kita bisa memanfaatkan Bandara Yogyakarta International Airport dengan optimal serta destinasi wisata di DIY juga dapat dikunjungi dengan mudah oleh masyarakat. Kita berharap, jalan tol ini juga membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Karena dengan adanya jalan tol akan lebih mudah, cepat, dan efisien,” ujar Aji.