ERA.id - Menjelang bulan Ramadan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berziarah atau nyekar ke makam orangtua dan leluhur. Ganjar bersama istri Siti Atikoh mengirim doa untuk leluhur kemudian dilanjutkan silaturahim dengan keluarga besarnya.
Kali ini Ganjar Pranowo tampil berbeda saat melakukan tradisi nyadran ke makam leluhur di Purworejo, Kamis (31/3). Ia tampak mengenakan pakaian adat Madura sejak berangkat dari rumah dinas di Semarang. Kebetulan agenda ini bertepatan dengan hari Kamis pekan keempat di mana Ganjar selalu memakai pakaian adat dari berbagai daerah di Nusantara.
Di Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, tujuan pertama Ganjar selalu makam kedua orangtuanya. Di sana, Ganjar yang ditemani istri berdoa sejenak dan membersihkan sekitar makam orangtuanya. Kehadiran Ganjar untuk ziarah ke makam orangtuanya selalu ditunggu oleh warga sekitar. Bahkan warga menunggu Ganjar selesai berdoa untuk sekadar menyapa dan berfoto bersama.
Usai dari makam orangtua, Ganjar sempat singgah sebentar di rumah masa kecilnya di Kutoarjo. Ia kemudian melanjutkan ziarah ke makam kakek dan kakek buyutnya di Desa Kroyo Kulon, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo.
Tiba di Kroyo Kulon sekira pukul 16.30, Ganjar disambut oleh ibu-ibu PKK yang kebetulan habis rapat kerja. Begitu turun dari mobil, Ganjar dan istri langsung menjadi sasaran foto. Ganjar yang tampak mencolok dengan pakaian adat Madura dengan ramah melayani foto dari ibu-ibu.
Uniknya ibu-ibu PKK itu terus mengikuti Ganjar dan ikut berdoa bersama di kompleks makam Mbah Danu Wiyono (kakek buyut) dan Mbah Mangku Wirono (kakek).
"Ini makam dari simbah-simbahnya Pak Ganjar. Ini ada Mbah Danu Wiyono, kakek buyut Pak Ganjar. Lalu ada Mbah Mangku Wirono, kakeknya Pak Ganjar," ujar Guntur, sepupu Ganjar Pranowo dari keluarga besar ibu.
Selesai ziarah dan silaturahim dengan keluarga di Purworejo, Ganjar bersama istri melanjutkan perjalanan untuk nyekar ke makam leluhur di Purbalingga.