ERA.id - Eks punggawa partai Demokrat Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin (IAS), berlabuh ke Golkar setelah meminta saran dari banyak pihak, termasuk koleganya di DPP yakni Nurdin Halid dan Erwin Aksa.
Langkah IAS ini praktis membuat konstelasi politik di Sulsel berubah. Ketua DPD I Golkar Sulsel, Taufan Pawe (TP), tak lagi disorot penuh. 'Matahari' bakal jadi dua di 'Beringin Rimbun'.
Apalagi, IAS digadang-gadang bakal mendapatkan restu DPP Golkar untuk maju sebagai calon gubernur demi bertarung di Pilgub Sulsel 2024 mendatang.
Perhitungannya sederhana, ketokohan IAS masih menjadi patokan banyak masyarakat Sulsel. Selain itu, loyalis dan basis suara Ilham di beberapa daerah, diklaim takkan terpecah.
Beberapa kali IAS bilang kalau didukung jutaan orang saat maju melawan Syahrul Yasin Limpo memperebutkan kursi Gubernur Sulsel beberapa tahun silam. Tentu saja, ini menjadi bekal dan jualan IAS untuk direstui Ketua Umum Airlangga Hartarto cs.
Taufan bukan tidak punya kans. Ia juga kuat. Di Kota Parepare, ia membangun banyak monumen yang bisa dimanfaatkan publik. Tak cuma itu, ia juga rajin sowan ke beberapa petinggi DPP Golkar di Jakarta. Komunikasinya terpantau bagus. Meski begitu, ada dinamika di tubuh Golkar Sulsel selama ia menjadi ketua. Hal ini tentunya tak bisa dinafikkan.
Lantas bagaimana pakar politik melihat potensi perkembangan Golkar Sulsel saat IAS resmi berjaket 'kuning'?
"IAS saat ini berencana lompat ke Golkar dan menyosialisasikan diri secara aktif sebagai calon Gubernur Sulsel. Kehadirannya akan memperkuat kekuatan elektoral Golkar. Bagaimanapun, IAS punya basis suara yang terawat hingga hari ini," kata pakar politik Muh Asratillah kepada ERA, Sabtu (27/5/2022).
Selanjutnya, ia bilang posisi TP kian terancam pada Pilgub Sulsel. IAS, disebutnya cukup agresif secara politik dan memiliki gerbong yang masih loyal hingga saat ini. Terbukti dari rekam jejak politiknya.
Wajar, sebab ia menganggap, IAS sudah dalam tataran sebagai mentor politik di Sulsel, karena pada Pilwalkot Makassar, ia menjadi kreator memasangkan Syamsu Rizal (Deng Ical) bersama Fadli Ananda.
Asratillah yang juga merupakan Direktur Profetik Institute ini mengaku, kemungkinan besar akan terjadi konflik kepentingan pada momen Pilkada 2024 mendatang. Apalagi jika IAS datang dengan pencitraan sebagai calon gubernur yang dapat membelah dan membuat riak-riak di tubuh Golkar Sulsel nantinya.
Bagaimana tidak, setiap momen konsolidasi, Taufan sering didorong maju ke Pilgub Sulsel. "Kans TP akan terganggu," singkatnya.
Pada akhirnya keputusan dari DPP Golkar sedang ditunggu. Apakah Airlangga akan mengamputasi hasrat Taufan di Pilgub Sulsel, meski Taufan terus pamer kepatuhan dengan menjual Airlangga di beberapa daerah sebagai calon presiden. Patut dinantikan.