ERA.id - Mantan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menyebut bahwa Presiden Joko Widodo menjanjikan untuk menyelesaikan pembangunan Masjid Taman Sriwedari Solo (MTSS).
Namun hingga kini masjid yang dibangun tahun 2018 lalu tersebut, pembangunannya mangkrak selama tiga tahun belakangan.
Hal ini disampaikan Rudy saat ditemui dalam Peringatan Bulan Bung Karno di Taman Sunan Jogo Kali, Solo, Rabu (1/6/2022).
Ia mengatakan bahwa dirinya dan Achmad Purnomo yang saat itu menjabat sebagai Wakil Wali Kota Solo dipanggil ke Istana Negara untuk membahas pembangunan masjid Sriwedari tersebut.
”Saya dengan Pak Pur (Achmad Purnomo) dipanggil ke istana. Presiden berjanji menyelesaikan itu (pembangunan masjid Sriwedari) kok,” ucap Rudy.
Rudy mengklaim bahwa tanah Sriwedari merupakan tanah yang sah di mata hukum. Sudah ada sertifikat dengan status hak pakai (HP) 40 dan 41 yang saat ini ada di Badan Keuangan dan Pengelolaan Aset Daerah (BKPAD).
Bahkan di Badan Pertanahan Nasional (BPN) tidak ada catatan bahwa tanah tersebut merupakan tanah sengketa.
”Solo tanpa Sriwedari ya bukan Solo. Memang ada oknum yang tidak ingin masjid Sriwedari di sana,” katanya.
Padahal merujuk pada UU Cagar Budaya, ada empat bangunan yang diperbolehkan dibangun di tanah cagar budaya, yakni untuk pendidikan, keagamaan, kebudayaan dan kesenian.
”Semua masuk di situ,” katanya.
Rudy meminta agar Presiden Jokowi tetap berjuang untuk mempertahankan tanah Sriwedari ini. Apalagi dulunya Jokowi merupakan Wali Kota Solo, yang turut berjuang mempertahankan aset tanah ini.
”Sekarang beliau presiden. Makanya sekarang tinggal bagaimana aset ini kembali ke negara. Harapannya Mas Wali (Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka) segera menyelesaikan,” ucapnya.
Sebagai informasi, tanah Sriwedari telah disengketakan selama 30 tahun belakangan. Kemudian di tahun 2018 Pemkot Solo membangun Masjid Sriwedari atas dasar kepemilikan sertifikat HP 40 dan HP 41. Sayangnya pembangunan masjid terhenti akibat tidak ada pendanaan.
Awalnya untuk pembangunan masjid yang berlokasi di tengah kota tersebut membutuhkan Rp165 miliar. Namun karena terkendala pandemi, pembangunan molor dan terjadi pembengkakan hingga Rp 180 miliar.
Sebelumnya Ketua Panitia Pembangunan Masjid Sriwedari yang juga mantan Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo mengatakan hingga saat ini kontraktor belum dibayar sama sekali.
Saat ini panitia memang memiliki sedikit dana yang terkumpul, sayangnya belum bisa dibayarkan karena jumlahnya masih terlalu kecil.
”Belum dibayar sama sekali. Makanya saya salut dengan WIKA (kontraktor pelaksana) yang sampai saat ini masih bersedia menunggu,” ucapnya.