3 Fakta Unik Sepatu Bata, Awalnya Dirancang untuk Perang

| 06 May 2024 19:45
3 Fakta Unik Sepatu Bata, Awalnya Dirancang untuk Perang
Ilustrasi sepatu Bata ( Instagram/bataindonesia)

ERA.id - PT Sepatu Bata Tbk (BATA) mengumumkan bahwa pabriknya yang berada di Purwakarta resmi ditutup. Penutupan ini dilakukan karena berat menjalankan operasional usai mengalami kerugian yang besar. 

Akibat penutupan pabrik tersebut, 230 buruh yang selama ini bekerja pun terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal tersebut membuat perusahaan sepatu ini menuai sorotan, termasuk asal usulnya yang ternyata bukan merek asli Indonesia. 

Jadi bagaimana sebenarnya asal usul merek sepatu Bata ini? Simak ulasan beserta fakta-fakta unik sepatu Bata berikut ini. 

1. Berasal dari Ceko

Dilansir dari berbagai sumber, sepatu ini merupakan produk dari Eropa, tepatnya dari Ceko. Kata “Bata” diambil dari nama pendiri sekaligus pembuat merek sepatu  tersebut, yakni Tomas Bata. 

Tomas Bata merupakan pengusaha asal Ceko, yang mendirikan pabrik sepatu Bata dengan meminjam uang sang ibu sebesar 350 dolar pada 24 Agustus 1894 silam. Ia juga sempat mempelajari pembuatan sepatu di pabrik di Amerika Serikat, sebelum mengembangkan mereknya sendiri di Eropa. 

2. Produksi sepatu untuk masa perang

Setelah Tomas Bata pulang ke negara asalnya, ternyata Eropa sedang berperang yang dikenal sebagai Perang Dunia I (1914-1918). Bata kemudian menjadi produsen untuk sepatu para tentara yang berperang. 

Tercatat Bata memproduksi lebih dari 50 ribu sepatu untuk para tentara selama masa perang. Ini membuat Bata mendapatkan keuntungan yang besar. 

3. Ekspansi ke berbagai negara

Dengan keuntungan besar itulah yang membuat Bata ekspansi atau mendirikan tokonya di berbagai negara. Mulai dari negara di Eropa lainnya, lanjut ke Benua Amerika, tepatnya Kanada, hingga Hindia Belanda.

Toko Bata di Hindia Belanda diketahui berdiri pada 1931 dengan dibangunnya gudang impor sepatu Bata di Tanjung Priok. Sejak saat itu sepatu Bata cukup eksis di Indonesia, bahkan tercatat pernah dipakai oleh Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno.

Rekomendasi