ERA.id - Menyadari bahwa menjadi sehat adalah perjalanan yang sangat personal dan saling terkait antara kesehatan fisik, mental, dan sosial, maka itu menjadi tantangan kesehatan bagi Indonesia pada bulan kesehatan ini.
Mengusung tema ‘Bangkit Indonesiaku, Sehat Negeriku’. Tema ini sejalan dengan kondisi yang berlangsung setelah melewati pandemi COVID-19, dimana menurut data dari lembaga penelitian Kantar Profiles Network, terjadi perubahan sikap konsumen terhadap gaya hidup sehat, teknologi kesehatan, dan kesehatan secara keseluruhan di Asia.
Sejalan dengan tema Hari Kesehatan Nasional, pemerintah berharap dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat dan menjaga tubuh tetap aktif demi mewujudkan Indonesia sehat.
Royal Philips (NYSE: PHG, AEX: PHIA), pemimpin global dalam teknologi kesehatan, hari ini menguraikan strategi holistiknya dalam kesehatan dan kesejahteraan untuk menjawab tantangan kesehatan di Indonesia.
Berdasarkan survei Gaya Hidup di Asia dari Philips, 99% responden di Indonesia telah memahami pentingnya ‘kesehatan preventif’ – tindakan yang mereka ambil dalam kehidupan sehari-hari saat ini untuk mencegah penyakit atau mengurangi risiko kondisi kesehatan di masa depan. Hal ini termasuk dengan menerapkan gaya hidup sehat dalam pola makan, olahraga dan kesejahteraan secara keseluruhan, pemeriksaan kesehatan serta pemantauan kesehatan secara teratur. Tak dapat dipungkiri bahwa pandemi telah memperkuat kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan bagi banyak orang.
Namun, terlepas dari pemahaman akan pentingnya menjaga kesehatan, survei tersebut juga menunjukkan 33% responden di Indonesia merasa bahwa mereka masih dapat melakukan lebih dari usaha mereka saat ini untuk menjaga kesehatan dirinya.
Pemahaman ini nyatanya belum berjalan sesuai dengan penerapan gaya hidup sehat yang semestinya. Data Kementerian Kesehatan RI menyebutkan setidaknya 61,27 persen anak usia 3 tahun ke atas mengkonsumsi minuman manis lebih dari satu kali per hari. Kemudian 30,22 persen orang mengkonsumsi minuman manis 1-6 kali per minggu, dan 8,51 persen lainnya mengonsumsi minuman manis kurang dari 3 kali per bulan. Data ini juga menunjukkan bahwa 28,7 persen masyarakat Indonesia mengkonsumsi gula, garam, dan lemak melebihi batas yang dianjurkan.
Melihat data tersebut, anak muda Indonesia berpeluang besar memiliki kadar gula darah, tekanan darah tinggi, dan kadar kolesterol tinggi, yang dapat berujung pada penyakit kardiovaskular, seperti diabetes, jantung, dan stroke. Ketiga penyakit kardiovaskular tersebut terus meningkat setiap tahunnya, dimana data Kementerian Kesehatan menunjukkan per 2013 prevalensi diabetes adalah 1,5 per mil, dan menjadi 2 per mil pada 2018. Begitu pula dengan gagal ginjal kronis yang meningkat dari 2 per mil menjadi 3,8 per mil, sedangkan stroke meningkat dari 7 per mil. per mil hingga 10,9 per mil .
“Sangat menggembirakan melihat begitu banyak orang di wilayah Asia yang telah sadar akan pentingnya menjaga kesehatan mereka dan mengatur kondisi saat ini. Namun, berdasarkan survei yang ada, gaya hidup yang dianut oleh anak muda Indonesia saat ini masih dapat ditingkatkan menjadi lebih baik lagi, karena gaya hidup sehat dan aktif dapat membantu mengurangi resiko penyakit kardiovaskular,” ujar Pim Preesman, Country Leader Philips Indonesia.
“Oleh karena itu, di hari kesehatan Nasional ini, Philips sebagai perusahaan teknologi kesehatan terdepan ingin mengajak dan mendorong masyarakat Indonesia untuk lebih memperhatikan kesehatannya dengan menerapkan pola hidup sehat dan tubuh yang aktif. Hidup sehat adalah bentuk cinta dan tanggung jawab kita pada diri kita sendiri, yang harus dimulai dari diri kita sendiri. Kalau bisa segera dilakukan, sebaiknya dimulai dari sekarang dan jangan ditunda- tunda, lakukan secara konsisten bersama keluarga dan orang yang kita sayangi,” lanjutnya.
Terdapat urgensi bagi masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda untuk mengubah gaya hidup, karena sebenarnya 80% penyakit kardiovaskular dapat dicegah . Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan, yang pertama dengan menerapkan pola makan yang sehat dengan mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang. Hal ini dapat dilakukan dengan membatasi asupan gula, garam, dan lemak. Disarankan untuk lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayur serta mengurangi konsumsi makanan olahan. Menurut WHO, asupan lemak harus kurang dari 30%, garam harus kurang dari 5 gram per hari, dan tidak lebih dari 10% dari total asupan energi untuk gula .
Selanjutnya adalah berolahraga secara konsisten. Aktivitas olahraga saat ini dapat dinikmati baik di dalam maupun di luar rumah berkat berbagai perangkat yang mendukung gaya hidup aktif yang fleksibel. Olahraga yang baik biasanya dilakukan lima kali seminggu selama 20 – 30 menit.
Kualitas tidur yang baik dan teratur juga merupakan salah satu aspek penting dalam menjalani gaya hidup sehat. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, orang dewasa yang tidur kurang dari 7 jam dalam semalam lebih cenderung mengatakan mereka memiliki masalah kesehatan, termasuk serangan jantung, asma, dan depresi . Beberapa masalah kesehatan ini juga berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke.
Selain sehat secara jasmani, menjaga kesehatan rohani dan pikiran pun tidak kalah penting. Merawat diri merupakan salah satu bentuk self-love atau bentuk cinta terhadap diri sendiri yang dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri serta menjaga kesehatan pikiran dan mental.
National Institute of Mental Health mendefinisikan perawatan diri sebagai upaya meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang membantu Anda hidup dengan baik dan meningkatkan kesehatan fisik serta kesehatan mental Anda . Upaya ini bisa dilakukan dengan memfokuskan pikiran pada hal-hal positif, bepergian untuk menenangkan pikiran, atau melakukan tindakan perawatan diri sederhana seperti tampil cantik dengan menata rambut, melakukan rutinitas perawatan kulit, atau mengenakan pakaian terbaik untuk bepergian.