Mengenal Apa Itu Saraf Kejepit, Penyebab, dan Gejalanya

| 27 Nov 2022 20:00
Mengenal Apa Itu Saraf Kejepit, Penyebab, dan Gejalanya
Ilustrasi saraf kejepit (unsplash)

ERA.id - Ketika orang mengalami keluhan sakit atau nyeri pada bagian badan, salah satu hal yang bisa menjadi penyebabnya adalah kecetit. Istilah lain dari hal ini adalah saraf kejepit atau terjepit, sebenarnya apa itu saraf kejepit?

Hal ini berkaitan dengan saraf yang ada di dalam tubuh. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai gangguan ini, simak uraian berikut.

Apa Itu Saraf Kejepit?

 Ilustrasi nyeri pada tulang punggung (freepik)

Dikutip Era dari hellosehat, saraf kejepit merupakan kondisi ketika saraf tertekan oleh jaringan tubuh yang ada di sekitarnya. Hal tersebut bisa terjadi saat saraf tertekan di antara ligamen, tendon, atau tulang.

Ketika kini terjadi, Anda akan merasa nyeri. Anda tidak boleh mengabaikan hal ini sebab saraf kejepit bisa menyebabkan kerusakan saraf yang lebih parah.

Gangguan ini bisa terjadi di berbagai daerah di sekitar piringan sendi (diskus) dan tulang belakang. Saraf yang paling kerap mengalami kondisi ini terletak di sekitar tulang punggung bagian bawah.

Secara umum, awalnya rasa nyeri terasa pada area saraf yang terjepit, tetapi bisa juga menyebabkan nyeri pada bagian lain. Berikut ini adalah beberapa contoh saraf kejepit yang sebabkan nyeri pada bagian lain.

·         Nyeri bisa terasa pada bagian belakang kaki saat cakram hernia memberikan tekanan pada akar saraf.

·         Leher bisa terasa kaku dan nyeri serta mati rasa pada pundak dan lengan ketika saraf tulang belakang terjepit, misalnya bagian pinggang.

·         Rasa nyeri terasa di punggung, pinggul, pantat, dan kaki jika saraf lumbal terjepit di punggung bagian bawah.

·         Radikulopati toraks bisa memicu nyeri pada dada. Kondisi ini perlu diwaspadai dan sebaiknya segera hubungi dokter.

Penyebab Saraf Kejepit

Saraf kejepit bisa terjadi karena sebagian atau seluruh bagian lunak pada tulang belakang mendapatkan tekanan ke dalam bagian lunak piringan sendi. Tulang belakang terdiri atas 24 tulang dan tersusun di atas satu sama lain.

Susunan ini memiliki fungsi melindungi sumsum tulang belakang dan saraf. Dari berbagai tulang tersebut, ada piringan sendi yang bentuknya datar dan bulat yang fungsinya sebagai bantalan untuk meredam tekanan saat berjalan.

Ketika bantalan melemah, tulang bisa mengalami pergeseran atau bahkan pecah. Hal tersebut bisa menyebabkan bagian lunak seperti jeli pada piringan sendi bocor melalui celah di antara tulang.

Hal tersebut disebut juga hernia nukleus pulposus (HNP). Kebocoran cairan bisa menyebabkan tekanan pada saraf dan sensasi saraf terjepit. Berikut ini beberapa faktor yang bisa memicu HNP.

·         Penuaan.

·         Gerakan berulang, misalnya menundukan atau memutar punggung bagian bawah.

·         Cedera.

·         Postur tubuh tidak baik.

·         Berat badan berlebihan (obesitas).

·         Arthritis.

·         Kurang bergerak akibat gaya hidup tidak sehat.

·         Kebiasaan merokok.

Gejala Saraf Kejepit

Secara umum, gejala saraf kejepit terasa pada punggung bagian bawah, tetapi bisa juga di leher. Gejala tergantung posisi saraf yang terjepit, kerap kali hanya pada satu sisi tubuh.

Gerakan tertentu, misalnya menengokan kepala atau meregangkan leher, bisa membuat gejala semakin parah. Akan tetapi, gejala tersebut kerap dianggap remeh sehingga tidak sadar sedang mengalami saraf kejepit. Beberapa gejala bisa berupa hal-hal berikut ini.

·         Nyeri yang menusuk disertai sensasi terbakar.

·         Mati rasa, kebas, atau penurunan sensasi untuk “merasa” pada area yang banyak sarafnya, seperti leher atau punggung bagian bawah.

·         Kesemutan.

·         Otot bagian yang diduga mengalami saraf kejepit mengalami pelemahan.

·         Tangan dan kaki sulit untuk digerakkan.

Kerusakan saraf bisa dihindari jika saraf kejepit terjadi dalam waktu singkat. Akan tetapi, saraf bisa rusak permanan jika tekanan terjadi secara terus-menerus.

Jika saraf kejepit tidak kunjung sembuh setelah beberapa hari, atau bahkan memburuk, padahal sudah mendapatkan penanganan rumahan, misalnya istirahat cukup dan minum obat pereda nyeri, Anda perlu segera memeriksakannya ke dokter. 

Rekomendasi