ERA.id - Salah satu penyitas kanker bernama Lily menceritakan perjuangannya melawan kanker payudara. Lily mengaku dirinya baru tahu mengidap kanker payudara setelah menjalani USG.
Wanita berusia 48 tahun ini tergabung dalam komunitas Cancer Survivor dan komunitas Samudera Kasih. Lily menceritakan awal mulanya didiagnosa kanker payudara. Lily awalnya 'iseng' dan berinisiatif untuk melakukan USG pada 2013 silam.
"Saya tipikal yang suka melakukan skrining atau deteksi dini. Biasanya ibu-ibu suka takut, biaya, atau cek bikin deg-degan. Awalnya saya USG tahun 2013, aku merasa tidak ada keluhan," ujar Lily, saat ditemui di Aryaduta Suites, Karet Semanggi, Jakarta Selatan pada Selasa (7/2/2023).
"Hasil medical check-up menyatakan ada benjolan 1 cm di payudara sebelah kiri," tambahnya.
Ketika divonis kanker payudara, Lily mengaku kebingungan. Sebab, keluarganya tidak ada yang menderita kanker payudara. Selain itu, ia selalu terngiang dengan mitos-mitos seputar kanker.
"Tidak ada keluarga alami kanker payudara. Makanya, saya bingung (divonis kanker payudara). Dengar juga mitos-mitos mungkin kelenjar ASI tersumbat. Ada juga yang 'oh mungkin lagi mens' coba cek aja habis menstruasi gitu. Semoga salah (dipikirnya)," katanya.
Pada 2013, Lily mulai melakukan treatment di ruang radiasi. Lalu, ia bertemu dengan penyitas lainnya dan akhirnya memutuskan membuat komunitas yang saling memberi dukungan untuk pasien kanker payudara.
"Mulai di ruang radiasi akhirnya terciptalah sebuah komunitas support. Berawal dari ruang tunggu sambil ngobrol, 'kalau kemo lagi nggak bisa makan kira-kira apa ya, kalau muntah gimana, kalau kulit kering gimana', banyak yang kayak gitu kan?" imbuhnya.
"Akhirnya kita bikin komunitas di mana kita men-support. Kamu tidak sendiri. Dokter selalu bilang, 'Lily hati gembira adalah obat yang manjur'. Komunitas harus saling menyemangati," lanjutnya.
Lily menceritakan dirinya telah dua kali didiagnosa menderita kanker payudara. 5 tahun dari kasus kanker pertamanya, Lily kembali divonis kanker payudara. Pada diagnosa kedua, ia mengaku tidak sama sekali merasakan gejala kanker payudara.
"Diuji lagi muncul kanker kedua ukurannya 0,5 cm nggak teraba dan tidak terasa, kalau tidak skrining tidak ketahuan. 99 persen itu kanker baru," ucapnya.
Dari kisahnya, Lily menekankan bahwa pentingnya wanita melakukan pemeriksaan dini. Hal ini dilakukan untuk mencegah parahnya kanker dan tidak berlanjut ke stadium tinggi agar kanker payudara bisa diobati segera mungkin.
"Ini dari deteksi dini, jadi lakukan SADARI. Abis menstruasi atau mandi segera cek. Kalau cek sendiri suka nggak sadar, tapi dengan bantuan dokter itu mempermudah kita," pungkasnya.
"Jangan sudah tambah parah, stage udah lanjut, pastinya untuk kemungkinan hidup dan pengobatannya juga akan kompleks dan ribet. Kalau cek nanti hasilnya bisa ketahuan," lanjutnya.