ERA.id - Kucing termasuk hewan domestik yang banyak dijadikan sebagai peliharaan di rumah. Memelihara kucing tentunya tak sekadar memberinya makan, tapi juga harus diperhatikan kebersihannya. Sebab, jika kucing peliharaan tidak terawat dengan baik, akan berisiko mengundang sejumlah penyakit yang menular ke manusia. Lantas apa saja gejala virus kucing pada manusia?
Dikutip dari berbagai sumber, di bawah ini adalah jenis-jenis penyakit kucing dan gejala virus kucing pada manusia yang rentan ditularkan.
Infeksi cacing tambang
Hookworm merupakan infeksi cacing tambang dan berkembang biak di dalam usus kucing atau anjing. Telur yang dihasilkan dari cacing tersebut biasanya keluar bersama feses hewan.
Manusia memiliki risiko untuk terjangkit infeksi penyakit ini jika langsung melakukan kontak dengan tanah yang mengandung cacing. Penyebaran cacing tersebut berpotensi masuk ke tubuh melalui kulit.
Jika cacing tambang masuk ke tubuh tentunya akan menimbulkan reaksi sakit, perdarahan, radang, gatal luar biasa, hingga sakit perut. Penyakit hookworm ini bisa disembuhkan dengan obat antiparasit.
Kriptosporidiosis
Kriptosporidiosis merupakan diare yang diakibatkan parasit cryptosporidium. Gejala ini terjadi jika manusia melakukan kontak erat langsung dengan feses hewan yang terinfeksi.
Infeksinya tidak sebatas mengakibatkan diare. Melainkan bisa berupa kram perut, demam, kejang, hingga muntah-muntah.
Walaupun dapat sembuh dengan sendirinya, Anda tetap direkomendasikan berobat ke dokter. Sebab jika sistem imun tubuh melemah, maka penyakit ini dapat berakibat fatal.
Ringworm
Ringworm termasuk penyakit kucing menular yang diakibatkan infeksi jamur dan kemudian tersebar ke lapisan kulit mati, rambut, serta kuku.
Adapun penularannya seringkali terjadi jika manusia melakukan kontak langsung dengan kucing atau anjing.
Infeksi ringworm menimbulkan gatal, ruam-ruam bersisik dan melepuh, dengan demikian Anda harus memastikan hewan peliharaan Anda selalu terjaga kebersihan tubuh serta kandangnya.
Toksoplasmosis
Penyakit yang dapat ditularkan kucing ke manusia berikutnya ada toksoplasmosis karena infeksi parasit toxoplasma gondii.
Pada manusia, penyakitnya dapat ditularkan dari parasit kotoran kucing atau air yang sudah terkontaminasi kotoran. Infeksi ini menimbulkan risiko radang, demam, nyeri otot, serta pembengkakan kelenjar getah bening.
Para ahli kesehatan memberi saran untuk ibu hamil agar tidak melakukan kontak dengan hewan sebab berisiko mengalami gangguan keguguran, kelahiran mati, hingga toksoplasmosis kongenital yang berpotensi merusak otak.
Demam Q
Selanjutnya ada demam Q atau Q fever yaitu penyakit yang disebabkan bakteri coxiella burnetii. Selain ditemukan pada kucing, bakteri ini juga ditemukan pada hewan sapi, anjing, kambing, domba.
Orang-orang yang berprofesi di peternakan hewan diklaim memiliki risiko terinfeksi penyakit ini sebab dapat menular melalui udara atau air dengan gejala umum seperti flu.
Selain dapat disembuhkan dengan antibiotik, Anda yang terkena infeksi dan gejala ini sebaiknya konsultasikan lebih lanjut ke dokter untuk menghindari efek kronis yang dapat menyerang jantung, paru-paru, sampai otak.
Bartonellosis
Bartonellosis atau cat scratch disease merupakan penyakit yang terpapar bakteri Bartonella henselae. Sementara manusia dapat tertular dari gigitan atau cakaran kucing yang sudah terinfeksi.
Jika terkena infeksi, maka timbul gejala pembengkakan kelenjar getah bening pada bagian leher, lengan, kepala, disertai demam, lemas, berat badan turun, sakit kepala, dan hilang nafsu makan.
Dikarenakan sulit melakukan pendeteksian kucing yang terinfeksi bakteri, maka Anda disarankan kurangi waktu bermain dengan kucing dan segera berobat jika terkena gigitan atau cakaran kucing.
Demikianlah ulasan tentang gejala virus kucing pada manusia yang harus Anda ketahui. Semoga ulasan ini bermanfaat!
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…