Gaya Parenting yang Membuat Anak Narsistik, Hati-Hati Bunda!

| 29 Aug 2023 20:05
Gaya Parenting yang Membuat Anak Narsistik, Hati-Hati Bunda!
Ilustrasi (Karolina Grabowska / Pexels)

ERA.id - Sejak kecil, seorang anak mengalami perkembangan kepribadian dari semua yang dia lihat dan alami. Anak-anak yang tumbuh sebagai pribadi yang narsistik, biasanya disebabkan oleh gaya parenting orang tuanya. Lantas apa saja gaya parenting yang membuat anak narsistik? Simak penjelasannya dalam artikel ini.

Karena itulah, anak bisa menjadi pribadi yang selalu mengutamakan dirinya, cenderung egois, kurang empati, meremehkan orang lain, serta cenderung membela diri atau marah saat menerima kritik.

Meskipun demikian, cukup sulit membedakan pribadi narsis yang tumbuh dalam diri seorang anak. Sebab, pada usia ini, kondisi anak juga sedang fokus pada dirinya sendiri, dan hal tersebut merupakan hal yang normal serta penting dari proses tumbuh kembang anak.

Namun, jika kepribadian ini hanya dibiarkan secara terus menerus seiring usianya, tanpa menerima arahan dari orang tua, maka anak dapat mengalami gangguan kepribadian narsistik (narcissistic personality disorder atau NPD).

Mengutip Verry Well Health, Gangguan Kepribadian Narsistik (NPD) merupakan kondisi kesehatan mental seseorang yang mempunyai harga diri yang terlalu tinggi dan ingin agar orang lain selalu mengaguminya. Orang yang mengalami NPD akan terlihat menyebalkan sebab mereka lebih sering membanggakan dirinya sendiri.

Ilustrasi (Andrea Piacquadio/Pexels)

Gaya Parenting yang Membuat Anak Narsistik

Dirangkum dari beberapa sumber, di bawah ini adalah tiga gaya pengasuhan/parenting yang dapat membuat anak menjadi pribadi yang narsistik.

Terlalu Dipandang Tinggi

Tentunya banyak orang tua yang berniat membantu anaknya agar tumbuh percaya diri, salah satu caranya yaitu dengan membanggakan mereka. Bisa jadi memang ada bakat dan pencapaian anak yang patut dipuji dan dibanggakan, tetapi banyak orang tua melakukannya secara berlebihan dalam waktu yang lama.

Dalam banyak kasus, orang tua juga terlampau memandang tinggi anak sendiri sehingga anak yang lain direndahkan. Anak pun menjadi merasa terbebani dan merasa harus hidup untuk memenuhi anggapan tersebut.

Selain itu, karena terbiasa melihat langsung orang tuanya merendahkan orang lain, anak pun tumbuh jadi pribadi yang menganggap dirinya lebih tinggi dari orang lain dan bukan tidak mungkin pula akan merendahkan orang lain.

Kompetitif

Dalam sebuah ilustrasi; ketika seorang anak meraih juara pertama lomba, meraih peringkat terbaik, atau memenangkan medali, dia akan dihujani pujian dan perhatian. Sebaliknya, jika anak tidak mendapatkan prestasi apapun, maka orang tua akan mengabaikannya.

Anak-anak yang bertumbuh dalam keluarga dan gaya pengasuhan ini akan dicintai dengan cara yang berbeda dan tidak mendapatkan kebahagiaan secara stabil. Tentunya sulit bagi anak untuk menikmati sesuatu bagi kepentingannya sendiri, jika tidak memberikan nilai di dalamnya untuk orang tua atau keluarga.

Anak hanya akan merasa aman dan berharga saat mereka meraih kesuksesan dan diakui sebagai yang terbaik dan paling berbakat. Tentunya pemikiran tersebut akan tumbuh dalam dirinya dan semakin terus berkembang. Sehingga hal inilah yang menjadikan anak terus mengejar kesuksesan, fokus pada diri sendiri, selalu merasa bangga pada dirinya sendiri, dan tumbuh sebagai pribadi yang narsistik.

Suka Merendahkan

Orang tua yang selalu merendahkan anak biasanya tipe yang mendominasi. Mereka selalu menaruh ekspektasi atau harapan tinggi pada anaknya, yang terkadang tidak realistis. Selain itu, orang tua yang menerapkan pola asuh ini juga kerap kali marah dan sering membandingkan anaknya. Jika memiliki dua atau lebih anak, mereka cenderung memuji yang satu dan merendahkan yang lain.

Anak yang tumbuh dengan gaya pengasuhan ini kerapkali merasa tidak aman dan selalu merasa terhina. Inilah yang menyebabkan anak selalu fokus pada dirinya sendiri, berusaha menjadi sukses, dan menjadi yang terbaik, apa pun dan bagaimana pun caranya agar terhindar dari justifikasi orang tuanya.

Keinginannya untuk sukses juga hanya menjadi ajang pembuktian pada diri mereka sendiri, dunia, dan juga orang tua yang meremehkan bahwa mereka itu istimewa dan pandangan orang tua kepada mereka itu salah. Anak yang tumbuh dengan kepribadian ini akan jadi sosok yang kurang berempati pada sekitar karena fokus meninggikan egonya sendiri.

Demikianlah ulasan mengenai gaya parenting yang membuat anak narsistik. Dengan pemahaman di atas, tentunya menjadi pengetahuan bagi semua orang tua agar menjadi pedoman dalam mendidik anak-anaknya dengan tepat.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…

Rekomendasi