ERA.id - Cukup banyak penyakit yang bisa menyerang anak, salah satunya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Sebagian kasus merupakan kasus berat dan butuh perawatan medis di rumah sakit. Meski demikian, ada obat tradisional ISPA pada anak yang bisa dimanfaatkan.
Penanganan yang tepat dibutuhkan agar penyakit ini tidak menjadi lebih buruk. Untuk informasi lebih lengkap mengenai ISPA dan pengobatannya, simak penjelasan berikut yang dikutip Era.id dari situs resmi Kemenkes.
Mengenal Apa Itu ISPA
Penyebab utama infeksi saluran pernapasan adalah bakteri dan Streptococcus pneumonia jadi penyebab paling umum kasus pneumonia. Meski demikian, infeksi virus atau gabungan virus-bakteri jadi patogen paling sering yang menyebabkan ISPA.
ISPA bisa menular. Sebagian besar penularan terjadi melalui droplet, tetapi hal ini juga bisa terjadi akibat suatu kontak (termasuk kontaminasi tangan diikuti inokulasi tidak sengaja) dan aerosol pernapasan infeksius dalam jarak dekat, khususnya untuk sebagian agen patogen.
Berdasarkan penelitian, salah satu faktor risiko dari tingginya angka kejadian penyakit menular, terutama ISPA, adalah akses pelayanan kesehatan yang cukup sulit dengan pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang buruk.
Di Indonesia, pengendalian ISPA telah dimulai sejak 1984 bersamaan dengan dimulainya pengendalian ISPA di tingkat dunia oleh WHO. Salah satu penyakit ISPA yang saat ini butuh perhatian adalah influenza sebab bisa menimbulkan wabah. Hal tersebut sesuai Permenkes Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan.
Obat Tradisional ISPA pada Anak
Berdasarkan penelitian, cineole memiliki efek anti-inflamasi, bronchodilating (melegakan pernafasan), mukolitik (mengencerkan dahak), dan menurunkan rata-rata eksaserbasi kasus paru obstruktif kronis secara baik seperti pada kasus pasien dengan asma dan rhinosinusitis.
Tak hanya itu, efek penggunaan eucalyptus sebagai bahan terapi bronkitis akut tercatat memberikan hasil yang baik setelah penggunaan selama empat hari.
Penelitiannya menunjukkan, uap minyak esensial dari Eucalyptus globulus efektif menjadi antibakteri. Bahan ini perlu dipertimbangkan dalam pengobatan atau pencegahan infeksi saluran pernapasan di rumah sakit.
Penelitian yang lain menunjukkan, upaya menghambat penyebaran kuman tuberculosis (TBC) melalui terapi inhalasi menggunakan ekstrak minyak Eucalyptus citriodora menunjukkan bahwa Eucalyptus citriodora menghambat penyebaran TBC paru-paru lebih dari 90%.
Diketahui pula bahwa minyak asiri eucalyptus bisa digunakan untuk obat herbal, misalnya sebagai obat untuk mengurangi sesak napas akibat flu atau asma. Pengaplikasiannya dilakukan dengan pengolesan pada area dada.
Kemudian, minyak ini juga bisa digunakan untuk mengobati sinus melalui penghirupan uap air hangat yang telah ditetesi minyak eucalyptus. Menghirung aroma minyak eucalyptus juga diketahui mampu melegakan hidung tersumbat.
Berdasarkan uraian di atas, diketui bahwa PHBS masyarakat yang rendah jadi pemicu tingginya kasus ISPA, terutama pada anak-anak. Terkait hal tersebut, pemanfaatan minyak kayu putih—yang merupakan ekstrak eucalyptus—berpengaruh dalam pencegahan ISPA. Ini bisa menjadi obat tradisional ISPA yang mudah didapatkan dan cara penggunaannya terbilang mudah, yaitu inhalasi atau penghirupan aroma minyak tersebut.