ERA.id - Walaupun lebih sering dialami oleh orang dewasa, ternyata penyakit sifilis juga berpotensi terjadi pada bayi. Bahkan, penyakit ini sudah bisa menginfeksi si kecil sejak masih di dalam kandungan. Dari kondisi inilah kita mengenal apa itu sifilis kongenital. Lantas, seberapa bahaya sifilis kongenital untuk sang bayi? Apakah dapat disembuhkan? Simak ulasannya berikut.
Apa itu sifilis kongenital?
Sifilis kongenital merupakan suatu infeksi serius yang berisiko menimbulkan kecacatan seumur hidup dan kematian bagi bayi yang baru lahir.
Sifilis sendiri tergolong penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri spiroset jenis Treponema pallidum.
Penyakit seks menular seperti sifilis alias raja singa pada umumnya sangat rentan terjadi pada orang yang melakukan hubungan seks secara tidak aman atau gonta-ganti pasangan.
Jika tidak diobati, sifilis dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius, dan salah satu bentuk komplikasinya adalah sifilis kongenital.
Ibu hamil memiliki potensi menularkan infeksi penyakit ini pada sang janin, terutama jika penyakit ini tidak diatasi dan terjadi pada trimester kedua, atau saat persalinan lewat plasenta ke dalam tubuh janin.
Sifilis kongenital tergolong infeksi yang mengancam jiwa sebab dapat menyerang berbagai sistem organ di dalam tubuh sang janin yang sedang berkembang, termasuk otak, sistem limfatik, hingga tulang.
Namun, jika diberi penanganan yang tepat pada ibu sejak sebelum hamil, penularan pada bayi dapat dicegah.
Penyebab sifilis kongenital
Sifilis kongenital disebabkan oleh infeksi bakteri Triponema pallidum yang berasal dari ibu hamil kepada janin yang dikandungnya.
Penularan ini dapat terjadi selama masa kehamilan atau saat persalinan. Ada beberapa cara penularan sifilis kongenital, simak penjelasan berikut.
Penularan melalui ASI
Walaupun jarang ditemukan, sifilis kongenital juga bisa menular melalui ASI jika ibu masih mempunyai sifilis aktif dan tidak diobati.
Penularan intrauterin
Bakteri sifilis dapat menyebar melalui aliran darah ibu ke janin yang dikandungnya selama kehamilan. Ini dapat terjadi baik dalam tahap awal ataupun selama masa kehamilan.
Penularan saat persalinan
Jika seorang ibu terinfeksi sifilis dan tidak diobati, bayi bisa terinfeksi melalui jalan lahir saat proses persalinan. Kontak dengan luka atau lesi sifilis di area genital ibu dapat mengakibatkan penularan ini.
Tanda dan gejala sifilis kongenital
Pada mulanya, bayi yang lahir dari ibu yang menderita sifilis mungkin terlihat sehat dan baik-baik saja. Namun, seiring berjalannya waktu, beberapa gejala dapat terlihat.
Gejala yang terlihat pada bayi akan dipengaruhi oleh seberapa lama ibu menderita sifilis dan apakah atau kapan pengobatan dijalankan.
Pada umumnya, bayi di bawah usia 2 tahun yang mengalami sifilis kongenital akan mengalami kondisi di bawah ini.
- Tidak mengalami pertambahan berat badan secara signifikan dibandingkan berat saat baru lahir.
- Gangguan tulang.
- Pembesaran liver.
- Meningitis.
- Sering rewel.
- Ruam pada kulit.
- Tidak bisa menggerakkan lengan dan kaki.
- Anemia.
- Kulit pecah di sekitar mulut, genital, dan anus.
- Sering keluar cairan dari hidung.
Adapun untuk balita dan anak-anak, berikut gejala sifilis kongenital yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut.
- Gangguan pendengaran hingga tuli.
- Gangguan pertumbuhan tulang hidung.
- Kelainan pertumbuhan gigi.
- Gangguan pada tulang.
- Kebutaan atau gangguan pada kornea.
- Pembengkakan persendian.
- Gangguan kulit di sekitar mulut, genital, dan anus.
Demikianlah ulasan tentang apa itu sifilis kongenital. Untuk menghindari risiko infeksinya, hendaknya kita selalu menjaga serta menghindari hal-hal yang berpotensi mengundang penyakit ini.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…