Penyebab Hidrosefalus pada Anak yang Harus Diketahui

| 23 Sep 2023 13:10
Penyebab Hidrosefalus pada Anak yang Harus Diketahui
Ilustrasi kondisi hidrosefalus (freepik)

ERA.id - Hidrosefalus merupakan salah satu kondisi yang ditakutkan para orangtua terhadap anaknya, karena kerap menyerang bayi dan anak-anak. Walaupun demikian, kondisi ini sebetulnya dapat dialami oleh orang dewasa. Seperti namanya, hidrosefalus adalah sebuah kondisi ketika cairan otak (serebrospinal) memiliki kadar yang terlalu berlebih. Dalam artikel ini akan dibahas penyebab hidrosefalus pada anak.

Cairan yang berlebihan tersebut tentunya akan membuat kepala terlihat lebih membesar. Jika tidak diatasi dengan tepat, hidrosefalus dapat menimbulkan komplikasi serius. Lalu, apa saja penyebab terjadinya hidrosefalus? Simak penjelasannya di bawah ini.

Ilustrasi (Pixabay)

Penyebab Hidrosefalus pada Anak

Ada banyak faktor yang dapat mengakibatkan hidrosefalus. Baik yang terjadi ketika kehamilan, maupun setelah bayi dilahirkan. Di bawah ini adalah beberapa penyebabnya, antara lain:

  • Lahir secara prematur. Hal ini dapat membuat risiko perdarahan otak yang berujung pada hidrosefalus meningkat.
  • Terinfeksi virus saat hamil, misalnya mumps, sifilis, Cytomegalovirus (CMV), Rubella (campak Jerman), dan toksoplasmosis.
  • Perkembangan sistem saraf pusat tidak normal.
  • Gangguan pada perkembangan janin, contohnya kelainan tulang belakang.
  • Saat hamil, rahim mengalami infeksi, sehingga memicu peradangan jaringan otak pada janin.
  • terdapat benjolan atau tumor pada tulang belakang atau otak.
  • Infeksi pada sistem saraf pusat.
  • Perdarahan di dalam otak.
  • Cedera pada otak.

Pendeteksian Hidrosefalus pada Bayi Sejak Dini

Hidrosefalus dapat dikenali dengan cara memerhatikan dan mengukur kepala bayi secara berkala. Adapun gejala umum hidrosefalus pada bayi yang dapat dikenali antara lain:

  • Ada jarak antara dua tulang tengkorak yang teksturnya belum sepenuhnya keras.
  • Ada benjolan di ubun-ubun bayi.
  • Ada peningkatan ukuran secara drastis pada lingkar kepala bayi.
  • Pembuluh nadi terlihat jelas dan membengkak.
  • Kelopak mata bayi menurun (sunsetting).

Untuk beberapa kasus hidrosefalus yang terbilang parah, bayi juga dapat menunjukkan gejala sebagai berikut:

  • mengantuk berlebihan,
  • sangat rewel,
  • muntah-muntah,
  • hingga kejang.

Diagnosis dan Pengobatan untuk Hidrosefalus

Untuk memastikan diagnosis hidrosefalus, biasanya dokter akan menerapkan beberapa pemeriksaan di bawah ini:

  • Magnetic Resonance Imaging (MRI). Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran otak secara utuh dan mendetail dengan menggunakan gelombang radio.
  • Computerized Tomography scan (CT Scan). Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk melihat pembesaran rongga otak.
  • Ultrasound (USG). Pada ibu hamil, pemeriksaan USG dapat diterapkan untuk mendeteksi penyebab hidrosefalus.

Setelah diagnosis hidrosefalus diberikan, hidrosefalus harus segera ditangani dengan cara operasi. Operasi ini bertujuan untuk mengembalikan dan menjaga kadar cairan di dalam otak.

Pilihan metode operasi yang biasanya diberikan untuk pengidap hidrosefalus antara lain:

Pemasangan shunt. Shunt adalah alat berupa selang khusus yang dipasang di dalam kepala. Tujuan dari prosedur operasi ini yaitu untuk mengalirkan cairan otak ke bagian lain di tubuh (biasanya perut), agar lebih mudah terserap oleh aliran darah. Pada beberapa kasus, shunt harus dipasang selama seumur hidupnya.

Endoscopic third ventriculostomy (ETV). Prosedur operasi ini dilakukan dengan cara menciptakan lubang baru di dalam rongga otak. Tujuannya yaitu agar cairan di dalam otak dapat mengalir ke luar. Operasi jenis ini biasanya dilakukan pada kasus hidrosefalus yang disebabkan oleh penyumbatan di dalam rongga otak.

Demikianlah penjelasan mengenai penyebab hidrosefalus pada anak. Penting bagi orang tua untuk selalu menjaga kesadaran dan cepat tanggap jika ditemukan beberapa gejala yang mungkin terjadi pada anak.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…

Rekomendasi