Mengenal Bakteri Mycoplasma, Pemicu Peningkatan Angka Pneumonia di China

| 30 Nov 2023 16:36
Mengenal Bakteri Mycoplasma, Pemicu Peningkatan Angka Pneumonia di China
Pneumonia (situs Kemenkes RI)

ERA.id - Anak-anak di China banyak terserang penyakit pneumonia misterius. Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan peningkatan kasus pneumonia anak secara nasional pada 13 November 2023.

Mereka menjelaskan, peningkatan angka pneumonia kemungkinan terjadi karena sejumlah patogen saluran pernapasan, seperti bakteri Mycoplasma. Banyak masyarakat yang belum mengenal bakteri mycoplasma. Untuk memahaminya, simak penjelasan berikut.

Mengenal Bakteri Mycoplasma

Dilansir Insider, Mycoplasma pneumonia merupakan bakteri yang bisa memicu infeksi saluran pernapasan ringan. Biasanya, penyakit akibat bakteri ini bisa sembuh tanpa konsumsi antibiotik.

Namun, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), kadang mycoplasma bisa menyebabkan infeksi paru-paru lebih serius. Mycoplasma juga menyebabkan jenis pneumonia tertentu, yaitu pneumonia atipikal atau "pneumonia berjalan".

Pneumonia adalah penyakit yang menyebabkan beberapa gangguan pada sistem pernapasan, seperti pembengkakan saluran udara, kantung udara di paru-paru terisi lendir dan cairan lain, demam tinggi, dan batuk berlendir.

Ilustrasi anak flu dan demam (pexels)

Sementara, jika pneumonia diklasifikasikan sebagai penyakit atipikal, pengidapnya mungkin merasa sehat untuk beraktivitas dan tidak sadar bahwa sedang mengidap penyakit tersebut. Pengidap pneumonia atipikal mungkin merasa sedang flu parah.

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imran Pambudi, mycoplasma adalah bakteri umum yang menyebabkan infeksi pernafasan, bahkan sudah ada sebelum masa pandemi COVID-19.

"Di China, mycoplasma memang menjadi kasus terbanyak pada kasus pneumonia. Mycoplasma itu bakteri, bukan virus, dan merupakan penyakit penyebab umum infeksi pernafasan sebelum masa COVID-19," jelas Imran, Rabu (29/11/2023), seperti dilansir Antaranews.

Dia menerangkan, bakteri ini menjadi penyebab umum influenza dan penyakit paru-paru (8,6 persen). Menurut badan kesehatan dunia, WHO, sejak Mei 2023 terjadi peningkatan kasus mycoplasma pneumonia di China.

"WHO mendeteksi adanya sinyal pneumonia belum terdiagnosis, utamanya pada anak yang dipublikasikan di jurnal Promed pada 22 November 2023. Sebanyak 3 dari 4 pasien didiagnosis terinfeksi mycoplasma, selain ada pengaruh lainnya seperti SARS-COV dan influenza," jelasnya.

Patogen ini, lanjut Imran, punya periode inkubasi dan penyebaran cukup lama. Itulah sebabnya serangan dari bakteri ini bisa disebut sebagai pneumonia berjalan.

"Jadi agak berbeda dengan COVID-19. Kalau COVID-19 waktu inkubasinya pendek, mycoplasma ini cukup lama. Di China, paling banyak muncul pada anak-anak dan utamanya muncul pada saat perubahan ke musim panas," terangnya.

Gejala dan Penyebaran Mycoplasma

Dilansir WebMD, orang yang terinfeksi mycoplasma pneumonia bisa menyeluarkan droplet pernapasan kecil mengandung bakteri ini. Hal tersebut bisa terjadi saat penderita batuk atau bersin. Orang yang menghirup droplet tersebut bisa tertular.

Secara umumnya, orang yang menghabiskan waktu singkat dengan penderita mycoplasma pneumonia tidak tertular. Namun, bakteri mycoplasma kerap menyebar di antara orang-orang yang tinggal bersama.

Ada beberapa gejala yang bisa mengindikasikan seseorang terinfeksi Mycoplasma pneumonia. Gejala-gejala tersebut adalah sakit tenggorokan, batuk, demam, sakit kepala, dan kelelahan.

Penyebaran Mycoplasma pneumonia bisa terjadi di tempat ramau, seperti lembaga pendidikan, fasilitas pelatihan militer, fasilitas perawatan jangka panjang, dan rumah sakit.

Itulah beberapa informasi untuk mengenal bakteri mycoplasma. Untuk mendapatkan info menarik lainnya, ikuti terus Era.id.

Rekomendasi