ERA.id - Perkembangan teknologi dalam bidang pelayanan kesehatan telah menjadi elemen krusial dalam pelayanan kesehatan urologi di tanah air saat ini. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini seperti laser dalam penanganan pembesaran prostat jinak, serta teknologi robotik dalam operasi pengangkatan kanker prostat
diperlukan untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Selain itu, diperlukan adanya kolaborasi antara tim multidisiplin di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo-Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia untuk meningkatkan akurasi diagnosis, pengembangan teknik biopsi prostat robotik, dan standarisasi pemeriksaan MRI prostat.
Prof. dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, Sp.U(K), FICRS, PhD, Spesialis Urologi dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Kedokteran FKUI baru-baru ini, mengatakan, sejumlah inovasi teknologi telah mengubah lanskap perawatan urologi di Indonesia, termasuk pemanfaatan teknologi laser dan teknologi robotik dalam operasi pengangkatan kanker prostat.
"Teknologi laser memberikan manfaat signifikan, seperti minimnya perdarahan selama operasi dan pemakaian kateter yang lebih singkat, yang pada gilirannya mempersingkat waktu perawatan pasien. Begitu juga dengan teknik enukleasi prostat yang semakin populer dibandingkan teknik konvensional. Teknologi robotik dalam operasi pengangkatan kanker prostat menawarkan tingkat kehilangan darah yang lebih rendah, angka komplikasi yang lebih sedikit, pemulihan yang lebih cepat, dan lama rawat inap yang lebih singkat," ungkap dr. Agus Rizal dalam keterangan resmi yang diterima Era.id
“Tidak hanya itu, teknologi biopsi prostat robotik dengan panduan MRI telah membawa revitalisasi dalam deteksi dini dan akurat kanker prostat, dengan penerapannya di lebih dari 20 rumah sakit di Jakarta,” tutur Prof. Rizal.
Ia juga menjelaskan, kecerdasan buatan (AI) juga memainkan peran penting dalam Healthcare 5.0 dengan kemampuannya untuk melakukan analisis cepat dan akurat berdasarkan data pasien, membantu dokter membuat keputusan klinis yang lebih efisien dan personal. Dalam konteks ini, pentingnya pengembangan basis data kanker urologi untuk populasi Indonesia di era Healthcare 5.0 menjadi fokus utama.
Kolaborasi antar tim multidisiplin (MDT) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)-Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) telah meningkatkan akurasi diagnosis, pengembangan teknik biopsi prostat robotik, dan standarisasi pemeriksaan MRI prostat.”
“Pemeriksaan genomik dan analisis sekuens gen juga menjadi perhatian utama dalam
penanganan penyakit prostat, terutama kanker prostat, dengan peluang personalisasi
perawatan dan pencegahan yang membuka lebar. Kolaborasi antara Human Cancer Research Center dan Medical Technology IMERI dalam pengembangan alat skrining PSA akan meningkatkan aksesibilitas dan efektivitas manajemen kanker prostat secara global, mengatasi masalah biaya dalam pelayanan kesehatan Indonesia,” jelasnya.
Ia menambahkan, peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan deteksi dini penyakit prostat juga menjadi kunci dalam Healthcare 5.0. Upaya dari Kementerian Kesehatan dan gerakan CERDIK telah membantu mengurangi keterlambatan dalam deteksi dan meningkatkan angka kesembuhan. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk perusahaan swasta dan organisasi profesi, juga menjadi elemen penting dalam mengatasi stigma seputar kanker prostat.”
“Melalui perkembangan teknologi mutakhir, kolaborasi multidisiplin, dan peningkatan kesadaran masyarakat, Indonesia bersiap untuk memberikan pelayanan kesehatan urologi yang lebih baik dan personal bagi setiap individu yang terkena penyakit prostat. Dengan langkah-langkah ini, Indonesia berharap untuk terus berkontribusi dalam pengembangan global dalam teknologi kedokteran dan mencapai visi Indonesia Emas 2045,” tutupnya.