ERA.id - Mengapa golongan darah manusia berbeda-beda? Pertanyaan ini tentunya membuka kompleksitas genetika dan sejarah evolusi manusia.
Golongan darah, yang didefinisikan oleh keberadaan antigen pada permukaan sel darah merah, memainkan peran penting dalam bidang kedokteran dan penelitian genetika. Artikel ini akan menyelidiki faktor-faktor yang menyebabkan keragaman golongan darah di antara individu.
Mengapa Golongan Darah Manusia Berbeda-Beda
Dilansir dari livescience, antigen hadir pada permukaan sel darah merah. Darah tipe A memiliki antigen A pada sel darah merah, B memiliki antigen B, AB memiliki keduanya, dan O tidak memiliki keduanya.
"Data ini sangat menunjukkan bahwa seluruh alasan kita memiliki golongan darah yang berbeda adalah malaria," kata Dr. Claudia Cohn, direktur medis bank darah University of Minnesota. "Jika Anda menyamakan peta di mana parasit malaria berada dan tipe darah O, itu sangat mirip."
Perlu diketahui, malaria memiliki tingkat kematian tinggi, membunuh 627.000 orang di seluruh dunia pada tahun 2020, menurut Centers for Disease Control and Prevention.
Pada orang yang membawa parasit penyebab malaria, sel darah merah yang terinfeksi menumpuk di pembuluh darah kecil, menghalangi aliran darah dan oksigen yang dibawanya menuju otak.
Namun, orang dengan golongan darah O memiliki perlindungan signifikan terhadap malaria. Sebuah studi pada tahun 2007 di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, misalnya, menemukan bahwa orang dengan golongan darah O memiliki kemungkinan 66% lebih rendah untuk mengembangkan malaria berat dibandingkan dengan orang dengan golongan darah lain.
Ini setidaknya sebagian disebabkan karena parasit malaria membuat sel darah merah terinfeksi mengekspresikan protein pada permukaannya yang disebut RIFIN, yang bertindak seperti lem yang membuat sel darah merah yang tidak terinfeksi menumpuk di sekitar sel darah merah yang terinfeksi.
Menurut studi pada tahun 2015 di jurnal Nature Medicine, RIFIN melekat kuat pada permukaan sel darah merah tipe A dan melekat lemah pada sel darah merah tipe O.
Namun, golongan darah bukan satu-satunya aspek darah seseorang yang mempengaruhi risiko malaria mereka. Selain yang menyebabkan empat golongan darah utama, ada 15 jenis antigen lain yang dapat hadir pada permukaan sel darah merah.
Salah satu jenis antigen disebut kelompok Duffy. Orang yang tidak memiliki antigen Duffy relatif tahan terhadap salah satu dari dua parasit malaria utama. Ketidakhadiran Duffy umum di seluruh Afrika sub-Sahara, dimana malaria paling menonjol, tetapi jarang terlihat di tempat lain di dunia.
Kemudian terdapat cukup bukti mengapa populasi yang berevolusi di daerah berisiko malaria memiliki golongan darah tipe O, tetapi kurang jelas mengapa golongan darah tipe A, B, dan AB dapat ditemukan dalam proporsi yang relatif tinggi di tempat lain.
Beberapa ilmuwan menunjukkan asosiasi penyakit antara berbagai golongan darah. Sebagai contoh, sebuah studi pada tahun 2021 di jurnal BioMed Research International menemukan bahwa orang dengan golongan darah tipe O lebih mungkin memiliki kolera, wabah, tuberkulosis, dan gondongan.
Kemudian golongan darah lain lebih mungkin memiliki penyakit lain; misalnya, orang dengan golongan darah AB lebih mungkin memiliki cacar air, serta infeksi Salmonella dan E. coli.
Akan tetapi Cohn tidak yakin dengan asosiasi-asosiasi yang disebutkan di atas, terutama sebagai alasan potensial mengapa manusia memiliki golongan darah yang berbeda. Studi-studi ini tidak membuktikan hubungan sebab-akibat antara golongan darah dan prevalensi penyakit-penyakit dan keterkaitannya mungkin disebabkan oleh faktor-faktor lain.
Dengan demikian, tidak ada bukti bahwa golongan darah menyebabkan perlindungan atau kerentanan terhadap penyakit. "Malaria adalah satu-satunya penyakit di mana hal ini benar-benar terbukti," katanya.
Selain mengapa golongan darah manusia berbeda-beda, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…