Efikasi dan Efek Samping Sinopharm, Vaksin Asal China yang Bakal Dijual Kimia Farma

| 12 Jul 2021 13:19
Efikasi dan Efek Samping Sinopharm, Vaksin Asal China yang Bakal Dijual Kimia Farma
Sinopharm (Dok. BBC)

ERA.id - PT Kimia Farma menyelenggarakan vaksinasi gotong royong berbayar. Vaksin yang digunakan adalah vaksin Sinopharm asal China.

Rencananya, Kimia Farma akan mulai menyelenggarakan vaksinas berbayar mulai Senin (12/7/2021) hari ini. Namun, karena alasan animo masyarakat yang tinggi, dan banyaknya pertanyaan yang masuk, BUMN farmasi itu menunda pelaksanaanya untuk sosialisasi.

Lalu, apa itu vaksin Sinopharm?

Vakin Sinopharm merupakan vaksin COVID-19 produksi BEIJING BIO-INSTITUTE BIOLOGICAL PRODUCTS CO. Vaksin tersebut sebelumnya telah menjalani uji klinik fase 3 di Uni Emirat Arab dan beberapa negara lainnya dengan melibatkan 42.000 subjek uji.

Dikutip dari laman resmi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) disebutkan bahwa vaksin Sinopharm telah resmi mendapatkan izin penggunaan darurat/Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin COVID-19 pada 30 April 2021 lalu.

Vaksin Sinopharm menggunakan platform yang sama dengan vaksin Sinovac, yaitu nactivated virus atau virus yang diinaktivasi atau dimatikan. Vaksin disimpan dalam lemari pendingan atau cold chain dengan suhu 2-8°C.

Vaksin tersebut menunjukkan efikasi sebesar 78,02 persen dan pengukuran imunogenisitas setelah 14 hari penyuntikan dosis kedua, seropositive rate (persentase subjek yang terbentuk antibodi) netralisasi adalah 99,52 persen pada orang dewasa dan 100 persen pada lansia.

Selain itu, secara umum keamanan vaksin dapat ditoleransi dengan baik dan frekuensi kejadian masing-masing efek samping tersebut adalah 0,01 persen atau terkategori sangat jarang, serta pada usia di atas 60 tahun tidak ada laporan efek samping lokal grade 3.

Adapun efek samping atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) dari penggunaan vaksin Sinopharm antara lain adalah bengkak, kemerahan, sakit kepala, diare, nyeri otat, atau batuk.

Vaksin Sinophram hanya diberikan kepada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas. Pemberiannya dalam dua dosis suntikan, dengan selang waktu penyuntikan antara dosis pertama dan dosis kedua selama tiga hingga empat minggu.

Rekomendasi