Indonesia Waspada Varian Mu, Pakar UGM: Tidak Lebih Ganas dari Varian Delta

| 08 Sep 2021 11:34
Indonesia Waspada Varian Mu, Pakar UGM: Tidak Lebih Ganas dari Varian Delta
Ilustrasi (Antara)

ERA.id - Pakar Biologi Molekular Universitas Gadjah Mada (UGM) mengatakan varian Mu atau B1621 COVID-10 tidak lebih ganas dengan varian Delta.

Organisasi Kesehatan Dunia sudah menyebutkan varian Mu sebagai kategori Variant of Interest (VoI) atau varian yang perlu mendapat perhatian, sedangkan varian Delta termasuk Variant of Concern (VoC) atau yang perlu diwaspadai.

Meskipun belum terdeteksi di Indonesia, varian Mu perlu diantisipsi karena menyebabkan penurunan kadar antibodi baik karena infeksi maupun vaksinasi.

”Hasil riset awal menunjukkan varian Mu menyebabkan penurunan kadar antibodi netralisasi, baik karena infeksi alamiah maupun vaksinasi, serupa dengan varian Beta. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut,” kata Ketua Pokja Genetik UGM Gunadi, Rabu (8/9).

Gunadi menyebutkan hingga saat ini  varian Mu memang belum terdeteksi di Indonesia. Namun, perlu pengetatan akses masuk ke Indonesia agar varian itu tidak sampai menyebar luas seperti varian Delta.

Soal keganasannya, Gunadi yakin varian ini tidak seganas varian Delta.

”Karena Delta kategori VoC levelnya, tentunya di atas Mu yang kategori VoI,” paparnya.

Menurutnya, virus SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 terus bermutasi dengan memunculkan varian-varian baru yang memiliki tingkat keganasan dan keparahan berbeda pada individu yang terinfeksi.

Namun demikian, mereka yang pernah terpapar Covid-19 atau sudah mendapat vaksin telah memiliki kekebalan alami.

“Kekebalan alami yang ditimbulkan oleh infeksi alamiah pasti ada, tapi seberapa besar bisa melindungi dari risiko terinfeksi varian lain diperlukan riset lebih lanjut,” tegasnya.

Kekebalan alami pada orang yang sudah terinfeksi walau belum divaksin, menurut Gunadi, sama halnya dengan mengukur efektivitas vaksin terhadap suatu varian dan harus melalui riset terlebih dahulu.

Namun, varian Mu tetap harus diantisipasi dengan melaksanakan protokol kesehatan secara ketat dan percepatan vaksinasi.

Gunadi menyatakan, mereka yang sudah divaksin mampu meminimalkan keparahan apabila terpapar Covid-19, meski terinfeksi oleh varian yang berbeda.

“Vaksin mencegah keparahan,” katanya.

Rekomendasi