Pakar UGM Ingatkan Jangan Anggap Enteng Omicron, Bikin Kasus pada Anak di Beberapa Negara Meningkat

| 27 Jan 2022 23:04
Pakar UGM Ingatkan Jangan Anggap Enteng Omicron, Bikin Kasus pada Anak di Beberapa Negara Meningkat
Ilustrasi Omicron (Dok. Antara)

ERA.id - Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Gunadi, meminta masyarakat untuk tidak menganggap enteng Covid-19 varian Omicron.

“Omicron ini gejala umumnya tidak berat, tetapi tidak jinak. Jika kena yang rentan bisa menjadi berat,” kata dia dalam keterangan UGM, Kamis (27/1).

Ia menyebutkan varian Omicron telah menyebabkan kenaikan okupansi rumah sakit dan ICU di Amerika Serika dan negara-negara maju. Kondisi ini patut diwaspadai oleh pemerintah dan masyarakat di tanah air.

Selain memiliki kemampuan penyebaran yang cukup tinggi, varian Omicron juga mampu mengelabui sistem imun tubuh. Varian ini mampu menurunkan kadar antibodi dalam tubuh baik setelah vaksinasi maupun mereka yang pernah menjadi penyintas.

“Jangan sampai karena menganggap kurang berat jadi kurang waspada. Varian Omicron memiliki transmisi 70 kali lebih cepat dari varian Delta. Jika mengenai orang di sekitar kita itu menjadi lebih berat terutama pada lansia, komorbid dan mereka yang belum mendapatkan vaksin atau belum divaksin karena alasan kesehatan,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Gunadi kembali mengimbau masyarakat untuk terus waspada dan menerapkan protokol kesehatan, melakukan vaksin hingga dua dosis dan booster untuk meningkatkan antibodi Covid-19.

Gunadi juga mengatakan kasus Covid-19 pada anak akibat varian Omicron meningkat di beberapa negara. Namun demikian, perlu penelitian lebih mendalam terhadap fatalitas akibat varian baru ini.

“Karena data masih minimal yang bisa dilakukan kita semua termasuk pemerintah adalah melakukan vaksinasi pada anak. Harapannya anak di bawah usia 6 tahun, tapi ini masih menunggu WHO. Semoga bisa segera approve untuk kelompok ini,” katanya.

Ia menyebutkan adanya populasi yang belum tervaksin menjadi sisi rentan. Apabila virus semakin sering bersirkulasi di masyarakat maka semakin besar peluang timbulnya mutasi-mutasi baru virus corona.

“Ini terjadi pada Omicron dan Delta di mana virus bersirkulasi cepat maka timbul mutasi baru,” terangnya.

Kami juga pernah menulis soal Desak Arteria Dahlan Dipecat, Aliansi Komunitas Budaya Jawa Barat Gelar Aksi Demo di Depan DPR RI Kamu bisa baca di sini

Kalo kamu tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya!

Rekomendasi