WHO Desak Masyarakat Dunia Batalkan Acara Liburan, Cegah Kasus Omicron Meningkat

| 21 Dec 2021 12:17
WHO Desak Masyarakat Dunia Batalkan Acara Liburan, Cegah Kasus Omicron Meningkat
Peringatan keras WHO (DOk: Era.id/Ilham)

ERA.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak masyarakat di seluruh dunia untuk membatalkan beberapa rencana liburan akhir tahun. Desakan ini bertujuan demi mencegah peningkatan kasus Omicron yang menyebar secara global.

Petinggi WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan masyarakat untuk tetap berada di rumah dan membatalkan acara akhir tahun dalam waktu dekat. Dia menyebut meski keputusan ini sulit namun harus dilakukan.

"Kita semua muak dengan pandemi ini. Kita semua ingin menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga. Kita semua ingin kembali normal. Cara tercepat untuk melakukan ini adalah bagi kita semua, para pemimpin dan individu, untuk membuat keputusan sulit yang harus dibuat untuk melindungi diri kita sendiri dan orang lain," katanya, dikutip BBC, Selasa (21/12/2021).

Lalu, kata Tedros, dia dan WHO meminta agar masyarakat membatalkan agenda yang sebelumnya sudah direncanakan. Hal ini tentu saja untuk kepentingan bersama dan mencegah penyebaran Omicron, yang dinilai lebih menular dibanding varian Delta.

"Dalam beberapa kasus, itu berarti membatalkan atau menunda acara. Lebih baik membatalkan sekarang dan merayakannya nanti daripada merayakan sekarang dan berduka nanti," tegasnya.

Dr Tedros juga menekankan bahwa pandemi bisa berakhir pada tahun 2022 dengan memastikan bahwa 70 persen dari populasi di setiap negara di dunia telah divaksin. Dia juga menyarankan agar vaksin bisa dilaksanakan secara penuh hingga pertengahan tahun depan.

Selain itu, dia juga mengatakan China yang menjadi negara pertama adanya wabah tersebut harus membagikan data dan informasi yang relevan.

"Kita perlu melanjutkan sampai kita tahu asal-usulnya, kita perlu mendorong lebih keras karena kita harus belajar dari apa yang terjadi saat ini untuk (melakukan) lebih baik di masa depan," kata Dr Tedros.

Sementara itu, kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan bahwa "tidak bijaksana" untuk menyimpulkan dari bukti awal bahwa Omicron adalah varian yang lebih ringan dari yang sebelumnya.

Dia memperingatkan bahwa "dengan jumlah yang meningkat, semua sistem kesehatan akan berada di bawah tekanan".

Desakan WHO ini muncul setelah sejumlah negara termasuk Prancis dan Jerman memutuskan akan memperketat pembatasan dan memberlakukan pembatasan perjalanan.

Hal ini untuk memutus rantai Omicron yang dinilai lebih mudah menyebar dari varian Delta. Bahkan Belanda telah memberlakukan penguncian ketat selama periode Natal.

Pakar penyakit menular terkemuka di AS, Dr Anthony Fauci, sebelumnya memperingatkan bahwa perjalanan Natal akan meningkatkan penyebaran Omicron bahkan di antara mereka yang divaksinasi penuh.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dan Departemen Luar Negeri telah menyarankan orang Amerika agar tidak bepergian ke delapan tempat termasuk Spanyol, Finlandia, Chad, Lebanon, Bonaire, Monaco, San Marino, dan Gibraltar yang diklasifikasikan sangat tinggi potensi penularan.

Omicron pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada bulan November 2021 dan telah digolongkan sebagai "varian yang menjadi perhatian" oleh WHO.

Rekomendasi