ERA.id - Kanker darah merupakan salah satu jenis kanker yang banyak diderita, terutama pada anak-anak di bawah usia 15 tahun. Dengan keadaan ini, para dokter dan peneliti sudah menemukan pengobatan terbaru untuk kanker darah. Pengobatan tersebut bernama Sel T Chimeric Antigen Receptor (CAR).
1. Apa itu terapi Sel T CAR?
Terapi sel T Car merupakan pengobatan kanker darah terbaru, yang tersedia di Parkway Cancer Centre (PCC), yang berlokasi di Singapura. Terapi ini adalah bentuk imunoterapi, dengan sel T diambil dan dimodifikasi di laboratorium.
"Terapi sel T Car dilakukan dengan cara mengambil sel T dari pasien dan kemudian memodifikasinya di laboratorium hingga dapat mengenal target kanker dalam tubuh. Setelah proses ini selesai, sel-sel tersebut dimasukkan kembali ke dalam tubuh pasien," kata Konsultan Senior bidang Hematologi, Parkway Cancer Centre, Dr. Collins Phipps Dion, saat konferensi pers di kawasan Jenderal Sudirman, Jakarta, pada Rabu (20/4/2022).
2. Kondisi pasien yang bisa diobati
Terapi ini tidak bisa diterapkan ke semua pasien yang menderita kanker darah. Terapi sel T CAR sangat efektif untuk pasien yang didiagnosis dengan bentuk agresif, seperti Acute Lymphoblastic Leukaemia (ALL) dan kekambuhan Non-Hodgkin Lymphoma seperti Diffuse Large B-cell Lymphoma (DLBCL).
Selain jenisnya, pasien kanker darah lainnya juga bisa mendapatkan terapi ini, terutama ketika setidaknya dua prosedur pengobatan sebelumnya telah gagal memberikan hasil yang diinginkan.
3. Keefektifan terapi sel T CAR
Terapi sel T CAR menunjukkan hasil yang menjanjikan untuk pengobatan limfoma dan kanker darah lainnya. Tingkat keberhasilan keseluruhan dalam mencapai remisi dengan terapi ini adalah 60-80 persen untuk limfoma, dan 80-90 persen untuk leukemia.
Terapi ini memberikan harapan baru bagi pasien dan pengobatan kanker darah yang potensial yang menyelamatkan, terlebih jika penyakit mereka tidak bisa diatasi dengan kemoterapi standar, terapi target atau transplantasi sumsum tulang.
4. Efek samping
Salah satu efek samping yang umum dari terapi ini adalah Cytokine Release Syndrome (CRS), merupakan penyakit yang muncul karena efek sel T CAR yang bekerja dan mengeliminasi sel kanker. Efek sampingnya meliputi demam tinggi, kesulitan bernapas, mual atau muntah, diare, sakit kepala, detak jantung cepat, hingga nyeri otot.
CRS bisa berkembang beberapa minggu setelah infus, biasanya dalam dua minggu. Efek samping umum lainnya adalah immune effector cell-associated neurotoxicity syndrome (ICANS), yang mempengaruhi sistem saraf pusat pasien. Meski demikian, CRS dan ICANS adalah efek samping yang sangat umum dan dapat diobati serta dikelola oleh tim perawatan klinis yang terlatih.