ERA.id - Terjadi ledakan di area tambang batu bara di provinsi Bartin, Turki utara pada Jumat (14/10). Hingga kini, setidaknya 28 orang tewas dan 15 penambang diduga masih terperangkap di bawah tanah.
Ledakan itu terjadi pada kedalaman 300 meter (985 kaki) di dalam tambang batu bara di Amasra sekitar pukul 18:15 waktu setempat (15:15 GMT).
"58 penambang kami bisa keluar tanpa cedera. Kami memperkirakan 15 penambang kami (terjebak) di bawah dan kami mencoba menyelamatkan mereka," kata Menteri Dalam Negeri Süleyman Soylu pada Sabtu (15/10) seperti dikutip dari Channel News Asia. Ia menjelaskan sebanyak 110 pekerja berada di tambang pada saat ledakan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dijadwalkan terbang ke lokasi kecelakaan pada hari Sabtu (15/10).
"Harapan kami korban jiwa tidak akan bertambah lagi, penambang kami akan ditemukan hidup-hidup," kata Erdogan lewat akun Twitter-nya. "Semua upaya kami ditujukan ke sini."
Informasi awal tentang mereka yang terperangkap di dalam berasal dari para pekerja yang berhasil keluar dari tambang. Namun, Wali Kota Amasra Recai Çakir mengatakan banyak dari mereka yang selamat menderita "luka serius".
Serikat pekerja pertambangan Maden Is di Turki mengaitkan ledakan itu dengan penumpukan gas metana. Namun, pejabat lain mengatakan masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan pasti atas penyebab kecelakaan itu.
Sebelumnya, Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) mengatakan percikan awal yang menyebabkan ledakan itu berasal dari transformator yang tidak berfungsi. Laporan itu ditarik setelah ditemukan gas metana yang menyala karena "alasan yang tidak diketahui".
Kantor kejaksaan setempat mengatakan pihaknya memperlakukan insiden itu sebagai kecelakaan dan meluncurkan penyelidikan formal.
Turki mengalami bencana pertambangan batu bara paling mematikan pada tahun 2014 ketika 301 pekerja tewas dalam ledakan di kota barat Soma.