Kronologi Pegawai Roti Paris Baguetta Tewas Tergiling Mesin, Kodisi Mengenaskan hingga CEO Turun Tangan

| 27 Oct 2022 15:50
Kronologi Pegawai Roti Paris Baguetta Tewas Tergiling Mesin, Kodisi Mengenaskan hingga CEO Turun Tangan
Paris Baguetta Korea Selatan (instagram/parisbaguette_kr)

ERA.id - Seorang pegawai wanita berusia 23 tahun tewas tergiling mesin di pabrik roti Paris Baguetta di Korea Selatan. Wanita itu ditemukan tak bernyawa oleh rekan kerjanya di dalam mesin pengaduk dengan kondisi yang mengenaskan.

Kejadian mengerikan ini menimpa seorang wanita di Korea Selatan pada 15 Oktober 2022 sekitar pukul 06:20 waktu setempat. Wanita yang tidak disebutkan identitasnya itu tewas mengenaskan usai tergiling mesin pembuat roti akibat celemek yang digunakannya tersangkut.

Menurut laporan Yonhap News, Kamis (27/10/2022) tubuh wanita itu ditemukan sehari setelah kejadian di dalam mesin penggiling. Rekan kerja yang menemukan jasad wanita malang itu lantas melaporkan ke pihak perusahaan.

Tetapi usai melaporkan kejadian mengerikan itu, para pekerja justru tetap diminta untuk melanjutkan pekerjannya. Bahkan seorang pegawai yang menemukan jasad wanita itu harus bekerja di samping mesin yang menewaskan rekan kerjanya.

Tidak berhenti sampai di situ saja, perusahaan dikabarkan mengirimkan paket roti dengan harga termurah ke pihak keluarga sebagai tanda belasungkawa. Sementara mesin yang menewaskan pegawai wanita itu ditutupi dengan kain berwarna putih.

Tindakan perusahaan ini pun lantas mendapat kecaman dari warga Korea Selatan hingga melakukan aksi boikot toko Paris Baguetta. Aksi boikot itu pun lantas membuahkan hasil dengan omset penjualan dari Paris Baguetta di beberapa cabang mengalami penurunan hingga 30 persen.

"Memang benar penjualannya menurun. Di tempat-tempat yang sangat terpengaruh, saya mendengar penjualan turun 30 persen," kata seorang karyawan Paris Baguetta, dikutip Yonhap News, Kamis (27/10/2022).

Setelah mendapat kecaman dari berbagai pihak, CEO SPC, Huh Young In pun akhirnya buka suara. Pihaknya menyampaikan permintaan maaf sekaligus akan bertanggung jawab atas insiden yang terjadi.

"Para eksekutif perusahaan dan saya akan bertanggung jawab penuh atas tragedi ini dan pantas mendapat kritik dari publik. Apalagi sehari setelah kecelakaan, pekerjaan dilanjutkan di sekitar lokasi kecelakaan. Ini salah. Ini tidak bisa dijelaskan dan tidak bisa dimaafkan," kata Huh Young In.

Selain itu, Young In juga akan melakukan penyelidikan menyeluruh untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan. Ia juga akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terkait sistem keselamatan dan meningkatkan keamanan di perusahaannya.

"Kami akan membuat satgas keselamatan yang terdiri dari anggota SDM dan pekerja pabrik yang akan berfungsi sebagai direktur keselamatan untuk lebih meningkatkan keselamatan pabrik kami," ujarnya.

Lebih lanjut, Huh Young In berjanji akan mengutamakan keselamatan para karyawannya dan juga menciptakan tempat kerja yang aman bagi seluruh karyawannya. SPC Group sendiri merupakan rumah bagi konglomerat restoran waralaba nasional seperti Paris Baguette dan juga rumah bagi waralaba internasional termasuk Baskin Robbins, Jamba Juice, dan Shake Shack.

Rekomendasi