Ini Dia 5 Poin Penting Kunjungan Xi Jinping ke Arab Saudi

| 11 Dec 2022 13:30
Ini Dia 5 Poin Penting Kunjungan Xi Jinping ke Arab Saudi
Presiden China Xi Jinping bersama Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed bin Salman Al Saud di istana kerajaan di Riyadh, Arab Saudi, Kamis (8/12/2022). (Antaranews/Xinhua/Xie Huanchi)

ERA.id - Hubungan bilateral antara negeri kaya minyak, Arab Saudi dan raksasa ekonomi di timur, China digembar-gemborkan memasuki "era baru" setelah kunjungan kenegaraan oleh Presiden China Xi Jinping ke Riyadh selama beberapa hari kemarin.

Xi yang berkunjung selama tiga hari (7-9 Desember 2022) menunjukkan kepada rekan-rekan Arabnya nilai China sebagai konsumen minyak terbesar di dunia, dan bagaimana itu bisa berkontribusi pada pertumbuhan kawasan, termasuk dalam bidang energi, keamanan, dan pertahanan.

Di sisi lain, perjalanan itu dipandang sebagai penghinaan ke Amerika Serikat (AS) yang selama lebih dari delapan dekade beraliansi strategis dengan Arab Saudi. Kunjungan Xi ke Riyadh dikhawatirkan akan memperluas pengaruhnya ke seluruh dunia.

Sementara itu, Arab Saudi sangat ingin menolak gagasan polarisasi atau "memihak", itu juga menunjukkan bahwa dengan China ia dapat mengembangkan kemitraan yang mendalam tanpa kritik atau "campur tangan" yang telah lama dibenci rekan-rekan Baratnya.

Berikut adalah lima kesimpulan utama dari kunjungan Xi ke Arab Saudi seperti dilansir dari CNN.

1. China dan Arab Saudi selaras dalam sebagian besar kebijakan

Kedua negara merilis pernyataan bersama yang menguraikan keselarasan mereka pada sejumlah masalah politik dan menjanjikan kerja sama yang lebih dalam pada sejumlah pihak lainnya. Diantaranya mulai dari penelitian luar angkasa, ekonomi digital, infrastruktur, hingga program nuklir Iran, perang Yaman, dan perang Rusia-Ukraina.

2. Rencana besar terkait keamanan dan minyak dunia

Selama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) antara China dan negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC) di Riyadh, Xi mengatakan China ingin membangun kerja sama energi antara GCC dan China saat ini.

Ia mengatakan bahwa China akan terus "mengimpor minyak mentah secara konsisten dan dalam jumlah besar dari GCC, serta meningkatkan impor gas alamnya" dari wilayah tersebut.

China juga tertarik untuk bekerja sama dalam keamanan dan pertahanan, yang sebelumnya Arab Saudi bersekutu dengan AS.

3. Tidak ikut campur dalam urusan internal masing-masing

Arab Saudi tertarik untuk mengadopsi prinsip China untuk "tidak mencampiri urusan bersama" ke dalam retorika politiknya di antara sekutu tradisional Baratnya, blok timur, dan Rusia.

Tidak mencampuri urusan dalam negeri satu sama lain berarti tidak mengomentari kebijakan dalam negeri atau mengkritik catatan hak asasi manusia.

4. China mendorong jual-beli minyak dengan mata uang China

Selama kunjungannya, Xi mendesak rekan-rekan GCC untuk "memanfaatkan sepenuhnya Shanghai Petrol and Gas Exchange sebagai platform untuk melakukan penjualan minyak dan gas menggunakan mata uang China".

Langkah tersebut akan membawa China lebih dekat ke tujuannya untuk memperkuat mata uangnya secara internasional, dan akan sangat melemahkan dolar AS dan berpotensi berdampak pada ekonomi AS.

5. Respons AS atas pertemuan China-Arab Saudi

AS tidak terlalu banyak menanggapi kunjungan Xi ke Arab Saudi. Meskipun minim komentar, beberapa orang berspekulasi bahwa ada kecemasan yang meningkat.

John Kirby, koordinator komunikasi strategis di Dewan Keamanan Nasional AS, pada permulaan kunjungan tersebut mengatakan bahwa "tidak mengherankan" bahwa Xi berkeliling dunia dan ke Timur Tengah, dan bahwa AS "memperhatikan pengaruh yang China coba tumbuhkan di seluruh dunia."

Rekomendasi