ERA.id - Perdana Menteri Belanda Mark Rutte secara resmi meminta maaf atas aksi pemerintahannya yang melakukan perbudakan di masa penjajahan selama ratusan tahun.
"Selama ratusan tahun, manusia dijadikan barang dagangan, dieksploitasi dan dilecehkan atas nama negara Belanda," jelas Rutte.
Dikutip dari NL Times pada Selasa (20/12/2022), sejak 1814 lebih dari 600 ribu wanita, pria dan anak-anak Afrika dikirim ke Benua Amerika oleh pedagang budak dari Belanda.
Kebanyakan mereka juga dikirim ke Suriname dan juga lokasi lain.
"Mereka dipisahkan dari keluarga mereka secara paksa, mereka diperlakukan seperti ternak oleh Perusahaan Hindia Timur Belanda atau VOC.
Sementara itu, di wilayah Asia, lebih dari satu juta orang diperjualbelikan oleh VOC.
"Kami melakukan ini bukan untuk membersihkan negara kami atau pun menutup masa lalu dan meninggalkannya begitu saja," kata Rutte.