Kecelakaan Kereta di India Tewaskan 275 Penumpang, Anggota Dewan Kereta Api: Bukan Salah Masinis

| 05 Jun 2023 14:00
Kecelakaan Kereta di India Tewaskan 275 Penumpang, Anggota Dewan Kereta Api: Bukan Salah Masinis
Bekas kecelakaan kereta api maut di India pada Jumat (2/6/2023). (Twitter @Kanthan2030)

ERA.id - Dewan Kereta Api India merekomendasikan agar penyelidikan terhadap kecelakaan kereta maut Jumat lalu (2/6/2023) diserahkan kepada Biro Investigasi Pusat India, demikian disampaikan oleh Menteri Kereta Api Ashwini Vaishnaw, Minggu (4/6/2023).

Setidaknya 275 orang tewas dan sekitar 1.200 orang terluka ketika kereta penumpang menabrak kereta barang yang sedang berhenti, keluar dari rel, dan menabrak kereta penumpang lain yang melintas di arah berlawanan di negara bagian timur Odisha, dekat distrik Balasore.

"Untuk penyelidikan mendatang, telah dibuat rekomendasi oleh Dewan Kereta Api untuk menyerahkan kasus ini kepada Biro Investigasi Pusat," kata Vaishnaw kepada wartawan seperti dilansir dari CNA.

Sebelumnya pada hari Minggu, pejabat Indian Railways mengatakan bahwa kegagalan dan dugaan gangguan sistem manajemen rel elektronik menjadi fokus utama penyelidikan.

Sistem manajemen rel yang dikendalikan oleh komputer yang disebut "sistem pengunci" mengarahkan kereta ke rel yang kosong pada titik pertemuan dua rel, kata Sandeep Mathur, direktur eksekutif utama untuk pensinyalan.

Sistem ini juga mengkoordinasikan dan mengendalikan sinyal untuk kereta yang akan datang, menunjukkan apakah kereta tersebut harus melaju lurus atau beralih ke rel baru, tambahnya.

"Seharusnya tidak bisa dimanipulasi, bebas dari eror. Ini disebut sebagai sistem yang tidak bisa gagal, bahkan jika gagal, sinyal akan berubah menjadi merah dan kereta akan berhenti," kata Jaya Varma Sinha, anggota Dewan Kereta Api.

"Namun, seperti yang dicurigai, ada masalah dalam sistem tersebut," tambahnya.

Sinha mengatakan bahwa Kereta Coromandel yang menuju Chennai dari Kolkata keluar dari rel utama, masuk ke jalur lingkaran dengan kecepatan 128km/jam dan menabrak kereta barang yang mengangkut bijih besi yang terparkir di sana.

Kecelakaan itu menyebabkan gerbong Kereta Coromandel keluar dari rel, terguling, dan menabrak dua gerbong terakhir Kereta Yeshwantpur-Howrah yang melaju di arah berlawanan di jalur utama kedua.

"Sistem pengunci seharusnya tidak membiarkan Kereta Coromandel masuk ke jalur lingkaran," terang Sinha.

Sinha mengaku telah berbicara dengan masinis kereta yang terluka dan mengatakan kepadanya bahwa dia berada dalam batas kecepatan dan tidak melanggar sinyal.

Rekomendasi