ERA.id - Rusia yakin bahwa serangan teroris di Jembatan Krimea dilakukan oleh Ukraina, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada hari Selasa (18/7/2023), mengomentari pernyataan Kyiv bahwa Rusia diduga berada di balik insiden tersebut.
Pada hari Senin (17/7/2023), Komite Anti-Terorisme Nasional Rusia mengatakan bahwa Kyiv melakukan serangan teroris di Jembatan Krimea menggunakan dua drone permukaan. Bagian jalan jembatan rusak, dua orang dewasa tewas, dan satu anak luka-luka.
"Sudah jelas bagi Moskow sejak awal, dan tidak ada keraguan bahwa ini adalah aksi teroris yang diorganisir oleh rezim Kiev," kata Peskov kepada wartawan seperti dilansir dari Sputnik.
Pada 17 Juli, Jembatan Krimea yang menghubungkan daratan Rusia dan Krimea Rusia mengalami serangan teroris kedua, beberapa bulan setelah serangan yang sama menyasar jembatan tersebut.
Pada 8 Oktober 2022, Ukraina melakukan serangan teroris pertama di Jembatan Krimea dengan meledakkan sebuah truk dan menyebabkan tujuh tangki bahan bakar kereta barang terbakar dan menewaskan tiga warga sipil, menurut Komite Anti-Terorisme Nasional Rusia.
Sementara itu, Ukraina mengakui keterlibatannya dalam kedua serangan teroris di Jembatan Krimea. Pada hari Senin, media Ukraina, mengutip sumber di Dinas Keamanan Ukraina, melaporkan bahwa serangan teror di Jembatan Krimea dilakukan oleh Dinas Keamanan Ukraina dan Angkatan Laut Ukraina menggunakan drone permukaan.
Sebelumnya, beberapa pejabat Ukraina termasuk Wakil Menteri Pertahanan Hanna Maliar menyatakan bahwa Kyiv telah melakukan penyerangan di Jembatan Krimea pada musim gugur 2022.