Alasan Singapura Dinobatkan Jadi Negara Blue Zone 2.0, Kebijakan Pemerintah dan Gaya Hidup Masyarakat adalah Kunci

| 20 Oct 2023 23:05
Alasan Singapura Dinobatkan Jadi Negara Blue Zone 2.0, Kebijakan Pemerintah dan Gaya Hidup Masyarakat adalah Kunci
Kawasan hijau Singapura (pexels)

ERA.id - Belum lama ini Singapura dinobatkan jadi negara blue zone 2.0 karena masyarakanya dianggap punya peluang hidup yang lama. Apa maksud dari blue zone 2.0 dan latar belakang pemilihan Singapura?

Hal tersebut berawal dari perjalanan Dan Buettner ke berbagai penjuru dunia untuk mencari blue zone atau zona biru yang baru. Buettner adalah penulis buku sekaligus pendiri Blue Zones LLC, rekanan National Geographic. Dalam dua dekade terakhir dia melakukan penjelajahan dan penelitian untuk menemukan kota-kota paling bahagia dan paling sehat di dunia.

Penyebab Singapura Dinobatkan Jadi Negara Blue Zone 2.0

Buettner mengumumkan Singapura sebagai blue zone terbaru. Salah satu pemantiknya adalah pertemuan Buettner dengan Douglas Foo. Foo adalah  jutawan yang mulai membangun bisnis kuliner Sakae Sushi di Singapura pada tahun 1997. Ketika itu Foo masih berusia 28 tahun.

Gaya hidup sehat Foo menarik perhatian Buettner. Foo dinilai mewujudkan etos blue zone dan hal tersebut dirinci oleh Buettner dalam buku berjudul The Blue Zones: The Secrets for Living Longer.

"Dengan antusiasme yang tak terbatas dan energi yang tak tertahankan, Foo mencerminkan cita-cita Singapura untuk sukses," ungkap Buettner dalam pengantar buku tersebut.

Blue zone bukan istilah yang baru muncul. Pada tahun 2000-an Gianni Pes menetapkan Sardinia di Italia sebagai kota blue zone pertama. Sejak saat itu Buettner berkeliling mencari kota lain yang punya statistik dan komunitas serupa.

Pada 2009, empat daerah menjadi zona biru selanjutnya, yaitu Loma Linda di California, Ikaria di Yunani, Okinawa di Jepang, dan Nicoya di Kosta Rika. Terbaru, dia menyebut Singapura sebagai blue zone 2.0—the next frontier of aging dalam buku barunya.

Beberapa hal yang dia soroti adalah antusiasme penduduk, data kesehatan, lanskap, dan insentif kebijakan yang ada di Singapura. Dia menganggap negara multikultural hasil pengaruh India, Melayu, dan China itu sebagai mercusuar kesehatan dan kebahagiaan.

Ketertarikan Buettner terhadap Singapura muncul pada 2005, yaitu saat menulis liputan utama untuk National Geographic soal kebahagiaan. Langkah nyata kemudian dia lakukan dengan menemui masyarakatnya, meneliti, dan menganalisis matriks kesehatan pulau tersebut.

"Angka harapan hidup telah meningkat 20 tahun sejak tahun 1960, dan jumlah orang yang berusia seratus tahun meningkat dua kali lipat dalam satu dekade terakhir," tulis Buettner.

"Selain memiliki kepuasan hidup yang sangat tinggi, mereka juga menghasilkan populasi yang paling panjang umur dan paling sehat," kata dia.

Namun, Singapura berbeda dengan kawasan lain yang sebelumnya telah disebut blue zone. Kawasan-kawasan blue zone sebelumnya memiliki matriks usia panjang yang berasal dari sejarah, budaya, dan tradisi bertahun-tahun. Sementara, status blue zone Singapura didapatkan dari perubahan yang diterapkan dari waktu ke waktu.

"Ini adalah zona biru yang direkayasa, bukan yang muncul secara organik seperti lima zona biru lainnya," ungkap Buettner.

Kebijakan Pemerintah Menjadikan Singapura Negara yang Sehat dan Bahagia

Dia menjelaskan proses Singapura menjadi pusat kota dalam beberapa dekade terakhir. Menurutnya, Singapura telah menghasilkan buah yang diinginkan melalui kebijakan untuk membuat masyarakat aktif secara lintas generasi, berjalan kaki, dan membeli makanan sehat.

Penduduk Singapura berjalan kaki di jalanan yang lengang (pexels)

Hal tersebut menjadi upaya mencapai umur panjang yang sehat. Ada beberapa hal yang dilakukan Singapura untuk menjadikan masyarakatnya memiliki kehidupan yang sehat dan bahagia. Hal pertama adalah pengadaan ruang hijau yang indah, penataan moda transportasi umum, dan pengutamaan pejalan kaki yang membuat masyarakat lebih banyak bergerak (olahraga tanpa sadar).

Kedua adalah kemudahan akses makanan sehat. Singapura memberikan subsidi untuk makanan sehat dan memberikan insentif kepada warga untuk membeli makanan bernutrisi (bukan makanan dengan pengolahan berlebih). Ketiga adalah meminimalisi kesepian dengan tata kota yang mendukung interaksi sosial baik.

Keempat adalah peningkatan layanan, fasilitas, dan kemajuan bidang kesehatan yang digambarkan Buettner sebagai “resor four seasons”. Kelima ada mempertemukan masyarakat lintas generasi dengan kebijakan-kebijakan tertentu.

Itulah beberapa alasan Singapura dinobatkan jadi negara blue zone 2.0. Untuk mendapatkan informasi menarik lainnya, ikuti terus Era.id.

Rekomendasi