Pasokan Bahan Bakar Menipis, Rumah Sakit Indonesia di Gaza Mati Lampu

| 24 Oct 2023 17:20
Pasokan Bahan Bakar Menipis, Rumah Sakit Indonesia di Gaza Mati Lampu
Rumah sakit Indonesia di Gaza (Dok: Anadolu Agency/Mustafa Hassona)

ERA.id - Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza telah memperingatkan bahwa generator listrik di rumah sakit akan berhenti berfungsi dalam 48 jam ke depan. Pemberhentian ini karena kekurangan bahan bakar, di tengah intensifnya serangan udara Israel terhadap wilayah kantong yang terkepung.

Juru bicara kementerian kesehatan di Jalur Gaza, Ashraf al-Qudra mengatakan bahwa situasi ini menjadi yang terburuk dalam sejarah sistem layanan kesehatan. Apalagi, Israel memutuskan untuk memutus akses pasokan bantuan medias, termasuk bahan bakar yang dibutuhkan rumah sakit-rumah sakit di Jalur Gaza.

"Sistem layanan kesehatan telah mencapai tahap terburuk dalam sejarahnya," kata Al-Qudra dalam pernyataan Telegram, Selasa (24/10/2023).

Kementerian mengatakan 32 pusat kesehatan tidak dapat digunakan setelah Israel memutus akses terhadap pasokan penting, termasuk bahan bakar, ketika Israel melakukan kampanye pengeboman yang telah menghancurkan seluruh lingkungan dan membawa kondisi kemanusiaan ke titik puncaknya.

Kebutuhan mendesak rumah sakit harus menjadi prioritas utama dalam hal distribusi bantuan. Ia juga mendesak PBB dan Komite Internasional Palang Merah untuk mendorong pengiriman pasokan bahan bakar dan darah ke wilayah tersebut.

Rumah Sakit Indonesia di wilayah Beit Lahia, Gaza Utara terpaksa ditutup karena tidak dapat menjalankan fasilitas vital setelah mati lampu. Pemadaman ini terjadi lantaran rumah sakit kehabisan bahan bakar, Senin (23/10/2023) waktu setempat.

Dalam rekaman video yang dibagikan Al Jazeera, terlihat fasilitas rumah sakit itu dalam kondisi gelap. Video menunjukkan tim medis di rumah sakit membawa pasien sambil menggunakan senter portabel.

Akan tetapi belakangan ini dikabarkan listrik sudah kembali nyala namun tidak diketahui pasti seberapa lama akan bertahan.

Sementara itu, konvoi truk bantuan kemanusiaan mengirimkan air, makanan dan obat-obatan ke Jalur Gaza pada hari Senin, yang ketiga sejak bantuan terbatas mulai mengalir pada hari Sabtu.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahan bakar tidak termasuk dan cadangan akan habis dalam waktu dua hari ke depan.

Israel memulai serangan udara intensifnya di Gaza setelah serangan yang dilakukan oleh Hamas, kelompok yang menjalankan wilayah kantong tersebut, di wilayah selatan Israel pada tanggal 7 Oktober yang menewaskan lebih dari 1.400 orang, sebagian besar warga sipil.

Lebih dari 5.000 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang mengatakan sekitar 40 persen korbannya adalah anak-anak.

Rekomendasi