ERA.id - Israel akhirnya menyetujui untuk jeda sementara waktu dalam serangannya terhadap Hamas di Gaza. Persetujuan ini dilakukan setelah Israel mendapat tekanan dari Amerika Serikat.
Presiden AS, Joe Biden, mengatakan hal tersebut merupakan langkah ke arah yang benar dan dapat membantu warga sipil melarikan diri dari pertempuran. Selama jeda berlangsung, bantuan kemanusiaan juga akan diizinkan masuk ke Jalur Gaza.
Gedung Putih mengatakan akan ada jeda setiap hari selama empat jam di Gaza utara, dengan peringatan diberikan tiga jam sebelumnya.
"Selama berminggu-minggu, saya telah berbicara dengan para pemimpin ISrael tentang pentingnya jeda kemanusiaan. Mulai hari ini, akan ada dua jalur kemanusiaan yang akan memungkinkan orang untuk meninggalkan wilayah yang bermusuhan di Gaza," kata Biden di X, Jumat (10/11/2023).
"Jeda ini akan membantu warga sipil mengungsi ke daerah yang lebih aman dan jauh dari pertempuran aktif. Ini adalah langkah ke arah yang benar," sambungnya.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa akan ada jeda kemanusiaan dan koridor bagi warga sipil untuk keluar dari Gaza.
"Israel akan mulai menerapkan jeda emapt jam di wilayah utara Gaza setiap hari, dengan pengumuman akan dilakukan tiga jam sebelumnya," ujar Kirby, dikutip AFP.
Seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan kesepakatan untuk tindakan tersebut dicapai selama kunjungan Menteri Luar Negeri Antony Blinken ke Israel pada hari Jumat, diikuti dengan berhari-hari memilah rinciannya.
Meski memastikan akan adanya jeda sementara, Biden menegaskan tidak akan mungkin bagi Israel untuk melakukan gencatan senjata. Hal ini lantaran Biden masih optimis untuk membebaskan sandera, termasuk 10 warga AS yang ditahan di Gaza.
"Tidak ada. Tidak ada kemungkinan (gencatan senjata). Kami tidak akan berhenti sampai kami mengeluarkan mereka (sandera)," tegas Biden.
Joe Biden dengan tegas mendukung sekutu utamanya Israel sejak serangan terjadi pada 7 Oktober lalu. Dia mengunjungi Israel pada bulan Oktober dan mengatakan bahwa Hamas tidak bisa dibiarkan tetap menguasai Gaza.
Namun dia juga meminta Israel untuk mematuhi “hukum perang”, menghindari jatuhnya korban sipil, membiarkan bantuan kemanusiaan masuk dan berupaya mengeluarkan para sandera.
Secara pribadi, AS telah memberikan tekanan pada Israel untuk mengekang serangannya dan memberikan jeda dalam pertempuran. Hal ini mendapat perlawanan dari Israel, terutama karena Israel tidak ingin menunjukkan kelemahannya.
Sementara itu, Biden telah memperingatkan Iran dan sekutunya Hizbullah agar tidak memperluas konflik, namun serangan berulang kali terhadap pasukan AS oleh proksi Teheran dalam beberapa pekan terakhir telah meningkatkan ketegangan.
Menurut Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mencatat sedikitnya lebih dari 10.800 nyawa melayang akibat konflik berkepanjangan. Sementara pihak Israel mengklaim korban tewas akibat konfilk tersebut mencapai lebih dari 1.400 orang.