Hamas dan Israel Sepakat Gencatan Senjata, Joe Biden: Semua Aspek dan Perjanjian Harus Dilaksanakan

| 22 Nov 2023 14:15
Hamas dan Israel Sepakat Gencatan Senjata, Joe Biden: Semua Aspek dan Perjanjian Harus Dilaksanakan
Biden (Dok: instagram/potus)

ERA.id - Presiden AS Joe Biden menyambut baik kesepakatan pembebasan tawanan yang ditahan oleh Hamas. Ia menekankan seluruh aspek dalam perjanjian harus dilakukan.

Biden berterima kasih kepada Syeikh Tamim bin Hamad Al-Thani dari Qatar dan Presiden Abdel-Fattah el-Sisi dari Mesir atas “kepemimpinan dan kemitraan penting mereka dalam mencapai kesepakatan ini”.

Dia menambahkan bahwa dia “menghargai komitmen yang dibuat oleh Perdana Menteri Netanyahu dan pemerintahannya dalam mendukung perpanjangan jeda”.

“Saya berharap dapat berbicara dengan masing-masing pemimpin ini dan tetap berhubungan erat saat kami berupaya memastikan kesepakatan ini dilaksanakan secara keseluruhan,” ujar Biden, dikutip Al Jazeera, Rabu (22/11/2023).

“Semua aspek dari perjanjian ini harus dilaksanakan sepenuhnya,” sambungnya.

Meski pernyataan yang dikeluarkan Gedung Putih tidak mengulangi rincian spesifik dari kesepakatan yang telah dikeluarkan oleh Israel, Hamas, dan Qatar, yang bertindak sebagai mediator, pernyataan Biden memang merujuk secara khusus pada warga negara AS.

“Kesepakatan hari ini harus membawa pulang lebih banyak sandera Amerika, dan saya tidak akan berhenti sampai mereka semua dibebaskan,” katanya.

Hamas dan Israel sepakat untuk melakukan gencatan senjata selama empat hari setelah dimediasi oleh Qatar. Dalam kesepakatan itu, Hamas dan Israel akan bertukar sandera dari masing-masing warga yang ditahan.

Hamas akan membebaskan 50 sandera, termasuk perempuan dan anak-anak sebagai imbalan atas pembebasan 150 warga Palestina yang ditahan Israel. Selain itu, kedua pihak juga sepakat tidak akan ada serangan dalam bentuk apapun selama jeda tersebut.

Kesepakatan itu juga menyatakan pengiriman bantuan kemanusiaan, termasuk bahan bakar diizinkan masuk ke wilayah Gaza. 

Hamas hingga saat ini hanya membebaskan empat tawanan diantaranya warga AS Judith Raanan dan putrinya, Natalie Raanan pada 20 Oktober, dengan alasan “alasan kemanusiaan,” dan perempuan Israel Nurit Cooper, dan Yocheved Lifshitz pada 23 Oktober.

Rekomendasi