ERA.id - Sebuah surat lawas yang memperlihatkan pernyataan Osama bin Laden viral di TikTok. Video itu membuat pihak Amerika Serikat panik hingga menyerukan larangan aplikasi media sosial itu beredar.
Seorang anggota parlemen federal AS mengelurkan seruan agar aplikasi TikTok itu dilarang. Larangan ini menyusul sebuah dokumen bersejarah yang ditulis oleh seorang pemimpin teroris internasional terkemuka, Osama bin Laden tahun 2002 viral di TikTok.
Perwakilan AS Mike Gallagher menyebut pengguna tersebut sebagai 'kebodohan besar' dan mengatakan bahwa insiden tersebut adalah bukti bahwa TikTok harus dilarang di AS, atau dipaksa untuk menjual asetnya di AS ke perusahaan yang berbasis di AS.
“Orang-orang ini, tentu saja, sangat bodoh. Saya baru saja menonton rekaman yang dikumpulkan Kedutaan Besar Israel tentang serangan tanggal 7 Oktober. Ini mengerikan," kata Mike, dikutip Sputnik, Jumat (17/11/2023).
"Anda melihat para jihadis Salafi, Hamas dalam kasus ini, tapi al-Qaeda adalah organisasi Jihadis Salafi, membunuh bayi, memenggal kepala warga sipil yang tidak bersalah dengan cangkul taman. Gambar-gambar ini sangat mengganggu dan menunjukkan wajah kejahatan yang sebenarnya," sambungnya.
Lalu, kata Mike, siapapun yang melihat dokumen itu di TikTok dan menyalahkan Amerika Serikat atas konflik yang terjadi adalah tindakan yang menjijikan. Mike pun menegaskan dengan beredarnya hal itu, TikTok harus dilarang beredar di Amerika Serikat.
“Jadi bagi seseorang di TikTok yang menyatakan bahwa ini adalah kesalahan Amerika atau bahwa bin Laden, yang membunuh ribuan orang Amerika yang tidak bersalah, benar, adalah hal yang benar-benar menjijikkan dan merupakan bukti lebih lanjut bahwa kita perlu melarang TikTok," tegasnya.
Mike menuding TikTok yang dimiliki oleh perusahaan China sengaj menjadi mata-mata dan berusaha untuk menyebarkan omong kosong yang berbahaya dan menjijikan. Dia pun meminta agar TikTok tidak lagi diberi izin penggunaan maupun berjualan di Amerika Serikat.
“Sudah saatnya pelarangan atau penjualan paksa sebelum terlambat,” tambahnya.
Berjudul "Surat untuk Rakyat Amerika", dokumen tersebut merupakan uapaya Osama bin Laden untuk mengakui serangan teroris yang dilakukan organisasinya terhadap Barat, termasuk serangan 11 September 2001 di World Trade Center di New York City dan Pentagon di Virginia, yang menewaskan hampir 3.000 orang.
Dalam surat tersebut, Osama bin Laden merangkum dominasi Barat dan perang di Timur Tengah selama beberapa dekade, termasuk dukungan atas pembentukan dan pertahanan Israel. Selain itu, dokumen itu juga menyalahkan Barat atas terkikisnya pentingnya Islam dalam kehidupan umat Islam.
"Rakyat Amerika adalah orang-orang yang memilih pemerintah berdasarkan kehendak bebas mereka sendiri. Sebuah pilihan yang berasal dari persetujuan mereka terhadap kebijakannya," bunyi dokumen tersebut.
Menurut para analis, banyak yang membagikan surat tersebut di TikTok, mengungkapkan keterkejutan mereka atas keyakinan beberapa aspek pesannya, terutama yang berkaitan dengan konflik antara Israel dan Palestina, dan beberapa orang merasa mereka telah salah menilai pemimpin teroris tersebut.
Menjadi subjek perburuan internasional selama lebih dari satu dekade, Osama bin Laden terbunuh di Pakistan utara pada Mei 2011 oleh serangan pasukan khusus AS.
Meskipun membunuh Osama bin Laden dan meluncurkan apa yang disebut “Perang Melawan Teror,” AS gagal menghancurkan organisasi bin Laden, yang menjadi pengaruh besar terhadap kelompok pemberontak tertentu dalam Perang Saudara Suriah dan terus beroperasi di negara-negara mulai dari Afghanistan hingga Yaman.